BADUNG, KOMPAS.com - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menjalin kerja sama dengan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (Federal Bureau of Investigation atau FBI) dalam menghadapi ancaman spionase dan sabotase infratruktur.
Kerja sama tersebut menjadi salah satu poin yang dibahas dalam acara pertemuan Federal Bureau of Investigation National Academy Associates (FBI NAA) Asia Pacific Chapter 2025 di Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (21/8/2025).
Ketua Panitia FBI NAA Asia Pacific Chapter Retrainer Conference 2025, Brigjen Ratno Kuncoro mengatakan, pihaknya mendapat berbagai masukan dari FBI dalam menghadapi ancaman kejahatan transnasional.
Baca juga: Pengacara Ungkap Novum PK Setya Novanto: Keterangan Agen FBI
Di antaranya, ancaman spionase dan sabotase infrastruktur strategis seperti sarana telekomunikasi, energi dan perbankan.
"Kita punya KUHP yang sudah ketok palu dan akan berlaku pada 1 Januari 2026, dari situ dengan adanya acara ini kita akan melakukan pembenahan supaya bisa menanggani secara tuntas tindak pidana spionase dan sabotase," katanya di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Kamis.
Baca juga: Polri Gandeng FBI Telisik Email Ancaman Bom ke Saudia Airlines
"FBI 50 persen intelijen pekerjaannya jadi lebih pada upaya untuk menangkap, mengusut terhadap adanya tindak pidana spionase dan sabotase," katanya.
Ia mengatakan, forum ini sangat penting mengingat situasi politik global tengah mencekam. Karenanya, perlu adanya kerja sama antar-negara.
Ada beberapa isu penting yang juga menjadi sorotan dalam forum seperti sistem keamanan siber, kecerdasan buatan hingga ancaman senjata pemusnah massal.
"Kami berkolaborasi dengan FBI selama ini, kita sederajat dan bertukar informasi berbasis kepercayaan, melakukan pengembangan kapasitas untuk meningkatkan kemampuan, salah satu Satuan Tugas Densus 88 anti-terorisme," kata dia.
Sementara itu, Direktur Eksekutif FBI Jeffrey McCormick berharap kerja sama ini mempermudah akses informasi dan pengalaman penegak hukum menghadapi kejahatan transnasional.
"Misi ini untuk membentuk jaringan internasional bekerja sama terutama mencegah kejahatan transnasional," katanya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sempat menyinggung terkait adanya acaman spionase masuk ke Indonesia.
Aksi spionase itu masuk melalui pengungsi, tenaga kerja asing (TKA), dan wisatawan mancanegara.
"Kita harus selalu waspada bahwa mereka tidak hanya masuk karena mengungsi atau masuk sebagai wisatawan, namun di satu sisi mereka juga adalah spionase-spionase yang mungkin didorong oleh suatu negara untuk masuk ke Indonesia,” kata Listyo dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan di Hotel Shangri La Jakarta, Senin (4/8/2025
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini