DENPASAR, KOMPAS.com – Persoalan sampah di Bali sudah menjadi masalah yang sangat mendesak dan harus segera dituntaskan.
Timbulan sampah harian di Bali pada tahun 2025 ini telah mencapai 3.400 ton. Jumlah tersebut berdasarkan kondisi yang ada di lokasi pengelolaan sampah.
Namun, sampah yang terkelola hanya 29 persen atau 916 ton per hari. Artinya, yang tidak terkelola tercatat lebih dari 71 persen atau sekitar 2.500 ton per hari.
Padahal, target tahunan persentase sampah terkelola adalah sebesar 51,21 persen. Jadi, jumlah saat ini masih jauh dari target.
Baca juga: Timbulan Harian Sampah di Bali Tembus 3.436 Ton
Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menyampaikan pernyataan itu dalam rapat koordinasi pembinaan percepatan pengelolaan sampah dan Adipura untuk wilayah Bali I, di Denpasar, Selasa (26/8/2025).
Dia mengatakan, penanganan sampah tidak cukup dilakukan hanya di akhir, melainkan harus dibangun strategi pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir.
“Hulunya ada di rumah tangga, aktivitas industri, aktivitas produksi, termasuk juga pariwisata,” kata dia.
Strategi pengelolaan sampah dari hulu ke hilir tersebut, menurut dia, menjadi cikal bakal penerapan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) di Provinsi Bali.
Karena itu, sampah harus dipilah berdasarkan jenisnya, yakni organik, anorganik, dan residu.
Sampah organik ditangani di rumah tangga dengan memanfaatkan teba modern atau metode lain.
Teba Modern adalah sebuah inovasi dari konsep teba tradisional yang bertujuan mengubah sampah organik menjadi kompos biodegradable.
Baca juga: 23 Persen Sampah di Bali Dibuang Sembarangan, Koster: Parah Betul
Sementara itu, sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomi dapat dijual melalui bank sampah. Lalu, sampah residu dibawa ke TPS3R dan TPST di masing-masing desa adat.
“Siapa yang menghasilkan sampah, dia harus ikut bertanggung jawab mengelola sampah tersebut," kata dia.
"Kalau perilaku ini terbangun dengan baik, maka beban TPA akan jauh berkurang, tinggal menampung sampah residu saja,” imbuh dia.
Dia juga mengatakan, kondisi sampah di Bali sudah sangat darurat. "Gunungan sampah sudah mencapai 35 meter di atas lahan seluas 32,4 hektar. Ini menyebabkan polusi yang sangat parah," kata dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini