KOMPAS.com - Mengurangi konsumsi garam sering kali dianjurkan untuk orang yang mengalami hipertensi.
Namun, mengurangi konsumsi garam saja tidak cukup untuk menurunkan tekanan darah yang tinggi.
Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia Dr. Santi mengatakan bahwa mengurangi konsumsi garam bukanlah kunci untuk menurunkan hipertensi.
Makan makanan bergizi lengkap dan seimbang adalah yang disarankan Santi untuk mengelola tekanan darah tinggi dari pola makan.
Baca juga: 10 Obat Alami untuk Menurunkan Hipertensi yang Perlu Diketahui
“Untuk membantu pengelolaan hipertensi, konsumsi makanan tinggi kalium yang banyak di dalam buah-buahan dan sayur-sayuran, seperti pisang, alpukat, ubi, bayam, dan lain-lain,” kata Santi kepada Kompas.com pada Rabu (23/4/2025).
Ia mangatakan, sayur-sayuran dan buah-buahan juga kaya akan serat, yang baik untuk membantu pengelolaan tekanan darah tinggi serta meningkatkan kesehatan jantung.
Di dalam pola makan bergizi lengkap dan seimbang, ia menjelaskan, tidak hanya konsumsi garam yang perlu diperhatikan, tetapi juga gula, lemak jahat, dan makanan olahan.
“Turunkan konsumsi gula, lemak jahat, dan makanan olahan,” ujarnya.
Selain pola makan, Santi mengatakan gaya hidup yang perlu diperbaiki untuk menurunkan hipertensi adalah kebiasaan minum, aktivitas fisik, tidur, dan stres.
Baca juga: Mengurangi Konsumsi Garam Bisakah Mengatasi Hipertensi? Ini Penjelasan Dokter…
“Cukup minum, rutin olahraga dan hidup aktif, cukup tidur baik secara kuantitas dan kualitas, serta mengelola stres dengan bijak,” ucap Santi menjelaskan hal lain yang perlu dilakukan agar penderita hipertensi mencapai penurunan tekanan darah yang diharapkan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Decsa Medika Hertanto mengungkapkan hal yang serupa bahwa mengurangi konsumsi garam bukanlah satu-satunya hal yang perlu diubah untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Ia mengatakan, menurunkan hipertensi bisa dilakukan dengan perubahan gaya hidup lebih sehat, meliputi kebiasaan olahraga, tidur, dan stres.
“Fokus ke olahraga, tidur cukup, dan kelola stres sih utamanya,” kata Decsa.
“Jika tidak turun juga baru dengan obat,” imbuhnya.
Baca juga: Orang dengan Riwayat Stroke Tidak Minum Obat Hipertensi? Ini Kata Dokter…
Santi mengatakan bahwa garam dapur yang biasa kita konsumsi adalah natrium klorida sebagai komponen utamanya.
Zat yang sebenarnya harus dibatasi dengan ketat oleh penderita hipertensi, kata Santi, adalah sodium atau natrium.
“Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa yang sebenarnya perlu dibatasi adalah sodium, bukan hanya garam dapur,” ujarnya.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah menetapkan bahwa batasan konsumsi sodium harian maksimal sebesar 2.000 miligram (mg) atau setara dengan 1 sendok teh atau 5 gram garam dapur.
Ia mengatakan bahwa sodium tidak hanya ditemukan dalam garam, tetapi juga dalam beberapa makanan alami, seperti susu dan bit.
“Selain itu, sodium juga terkandung dalam baking soda, baking powder, dan berbagai bahan aditif makanan atau minuman, seperti pengawet, penyedap, dan pewarna. Oleh karena itu, penting untuk membatasi asupan makanan atau minuman yang mengandung bahan-bahan tersebut,” terangnya.
Baca juga: Jika Hipertensi Dibiarkan, Apa yang Terjadi? Ini Risiko Komplikasinya...
Santi menjelaskan lebih lanjut bahwa orang dengan tekanan darah tinggi masih boleh mengonsumsi garam, meski hanya dalam jumlah terbatas.
Hal itu karena tubuh pada dasarnya membutuhkan asupan sodium dari makanan atau minuman.
“Kebutuhan harian sodium untuk fungsi optimal adalah setidaknya 500 mg,” ucapnya.
Namun, tubuh tidak bisa memproduksi sodium secara alami.
Ia menyebutkan bahwa tubuh membutuhkan sodium untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengatur tekanan darah, serta mendukung fungsi saraf dan otot.
Santi juga mengungkapkan bahwa mengurangi asupan garam tidak selalu efektif untuk semua penderita hipertensi.
“Diperkirakan 1 dari 10 orang yang menurunkan asupan garam justru mengalami peningkatan tekanan darah, kondisi yang dikenal sebagai inverse salt sensitivity,” terangnya.
Ia menjelaskan bahwa seseorang dikatakan memiliki sensitivitas garam, jika tekanan darahnya meningkat 5 poin atau lebih, saat mengurangi konsumsi garam.
“Sekitar sepertiga dari orang dewasa yang sehat dan 60 persen penderita hipertensi memiliki sensitivitas garam,” sebutnya.
Baca juga: Bagaimana Mengatasi Hipertensi Tanpa Obat? Ini 10 Caranya...
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini