Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Sehat Direbus atau Dibakar? Ini Cara Sehat Masak Daging Kurban

Kompas.com - 02/06/2025, 12:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Idul Adha identik dengan sajian olahan daging kurban seperti kambing atau sapi yang menggugah selera.

Namun di balik kelezatannya, masyarakat perlu memperhatikan cara mengolah daging agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, terutama jantung dan sistem pencernaan.

Kepada Kompas.com, dr. Bramantya Wicaksana, Sp.PD, menyampaikan bahwa metode memasak sangat berpengaruh terhadap potensi risiko kesehatan, termasuk peningkatan kolesterol dan pembentukan senyawa berbahaya jika tidak dilakukan dengan bijak.

Baca juga: Terlalu Banyak Makan Daging Kurban Bisa Picu Kanker, Ini Kata Dokter

Risiko mengintai di balik daging bakar

Memanggang atau membakar daging kurban menjadi pilihan favorit banyak orang karena aroma dan rasa yang lebih kuat.

Namun menurut Bramantya, cara ini memiliki risiko yang perlu diwaspadai. “Ketika kita grill (bakar) maka risiko terbentuknya zat potensi kanker (karsinogenik) lebih tinggi,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (31/5/2025).

Zat karsinogenik tersebut dapat terbentuk saat daging terkena panas tinggi langsung, terutama jika bagian permukaan daging sampai hangus atau gosong.

Paparan zat ini dalam jangka panjang dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko kanker, terutama pada saluran cerna.

Baca juga: Amankah Makan Daging Kurban untuk Jantung? Ini Penjelasan Dokter...

Rebus lebih aman, tapi tetap perhatikan kandungan lemak

Sebagai alternatif, metode merebus disebut Bramantya jauh lebih sehat.

“Metode rebus jauh lebih sehat,” ujarnya singkat.

Proses ini tidak melibatkan pembakaran langsung, sehingga meminimalkan risiko pembentukan zat karsinogenik.

Meski demikian, ia juga mengingatkan bahwa kandungan lemak dalam daging tetap perlu diperhatikan, terutama bagi mereka yang memiliki risiko kolesterol tinggi atau penyakit jantung.

Daging merah, seperti kambing dan sapi, mengandung lemak jenuh yang dapat memperburuk kondisi tersebut jika dikonsumsi berlebihan.

Menurut Bramantya, setiap metode memasak memiliki kelebihan dan kekurangan.

Pemilihan cara pengolahan bisa disesuaikan dengan preferensi masing-masing, namun tetap harus mempertimbangkan dampak kesehatannya.

“Tentu ada positif dan negatif dari setiap pilihan proses makanan,” ucapnya.

Kunci utamanya adalah mengolah dan mengonsumsi daging kurban secara seimbang.

Menghindari bagian daging yang terlalu berlemak dan tidak memasak hingga gosong dapat menjadi langkah sederhana untuk menjaga kesehatan tubuh.

Mengolah daging kurban tidak hanya soal rasa, tetapi juga soal cara menjaga tubuh tetap sehat di tengah perayaan.

Dengan memilih metode memasak yang lebih aman seperti merebus, serta menghindari konsumsi berlebihan, kita bisa menikmati momen Idul Adha tanpa mengorbankan kesehatan jantung maupun sistem pencernaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau