Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kanker Serviks, Ini Tantangan Imunisasi HPV di Sekolah Dasar

Kompas.com - 07/06/2025, 21:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com – Pemerintah terus memperluas program imunisasi HPV (Human Papillomavirus) sebagai langkah perlindungan terhadap infeksi virus HPV, penyebab utama kanker leher rahim atau kanker serviks.

Sejak 2023, vaksin ini telah diberikan secara nasional. Pada 2024, cakupan imunisasi tercatat mencapai lebih dari 89 persen untuk dua dosis vaksin, termasuk di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Namun, di lapangan, vaksinasi HPV di sekolah masih menghadapi tantangan, terutama terkait pemahaman anak dan orang tua.

Baca juga: Pap Smear dan Vaksin HPV, Kunci Utama Cegah Kanker Serviks

Di SDN 1 Simo, program vaksin HPV mulai dilaksanakan pada 2024 untuk siswi kelas 4, 5, dan 6. Total ada 116 siswi yang masuk daftar penerima vaksin.

Menurut Kasih, wali kelas 5 SDN 1 Simo, sosialisasi mengenai vaksin HPV sempat dilakukan oleh Puskesmas Simo. Namun, penyampaiannya terbilang sederhana dan terbatas.

Penjelasan lebih banyak disampaikan oleh guru berdasarkan informasi dari puskesmas, bukan langsung oleh tenaga kesehatan.

Kasih menambahkan, materi yang disampaikan lebih menekankan pada teknis pelaksanaan dan izin dari orang tua, tanpa banyak menjelaskan manfaat medis vaksin secara rinci. Hal ini membuat sejumlah siswi mengaku belum memahami tujuan vaksinasi HPV.

“Penjelasan awal disampaikan oleh guru berdasarkan surat dan arahan dari puskesmas. Tapi memang bahasanya dibuat sesederhana mungkin untuk anak-anak, jadi belum terlalu mendalam,” ujar Kasih saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/6/2025).

Siswi kelas 5 berinisial D, mengaku sempat cemas sebelum divaksin karena takut jarum suntik. Ia juga mengatakan tidak mengetahui manfaat vaksin yang diberikan karena tidak ada penjelasan dari petugas kesehatan.

“Sebelum vaksin cuma disuruh sarapan. Tapi manfaat vaksinnya enggak dikasih tahu,” ujarnya.

Usai vaksinasi, D mengaku mengalami pusing, demam, dan nyeri di lengan. Siswi lainnya yang berinisial S, menyebut hanya tahu bahwa vaksin tersebut “untuk kanker rahim.” Sama seperti D, ia juga merasa sedikit pusing setelah divaksin.

Kasih mencatat, terdapat satu siswi kelas 5 yang tidak mengikuti vaksinasi karena sejak bayi tidak pernah mendapatkan imunisasi atas keputusan orang tuanya. Pihak sekolah pun tidak bisa memaksa.

Baca juga: 4 Gejala Kanker Serviks yang Kerap Diabaikan, Waspadai Tanda-tanda Awalnya

Vaksin capai ribuan anak, tantangan masih ada

Puskesmas Simo, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan imunisasi di wilayah tersebut, mencatat total sasaran vaksin HPV mencapai 14.933 anak usia sekolah. Seluruh sekolah di bawah wilayah kerja Puskesmas Simo telah mendapatkan distribusi vaksin.

“Kendala utama yang kami hadapi adalah keterbatasan jumlah vaksin dari dinas kesehatan,” ujar salah satu petugas puskesmas saat dihubungi Kompas.com, Kamis.

Meski demikian, selama pelaksanaan vaksinasi, tidak ditemukan kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau