Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Pandemi Mempercepat Penuaan Otak, Termasuk Orang yang Tidak Terinfeksi Covid-19

Kompas.com - 12/08/2025, 16:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

Sumber NBC News

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 diduga mempercepat proses penuaan otak, bahkan pada orang yang tidak pernah terinfeksi virus tersebut.

Temuan ini diungkap penelitian terbaru yang diterbitkan di Nature Communications oleh tim peneliti dari University of Nottingham, Inggris.

Menggunakan data pemindaian otak dalam jumlah besar, peneliti menemukan tanda-tanda penuaan otak selama tahun-tahun pandemi 2021 dan 2022, termasuk penyusutan volume otak.

Pada orang yang terinfeksi Covid-19, terlihat pula penurunan kemampuan kognitif, seperti kecepatan memproses informasi dan fleksibilitas mental.

“Efek penuaan ini paling jelas pada laki-laki dan mereka yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi rendah,” kata penulis utama studi, Ali-Reza Mohammadi-Nejad, peneliti neuroimaging di University of Nottingham, seperti dikutip dari NBC News.

“Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan otak tidak hanya dibentuk oleh penyakit, tetapi juga oleh pengalaman hidup secara keseluruhan.”

Baca juga: Warga Pamekasan Positif COVID-19, Pemkab Keluarkan Surat Edaran Kewaspadaan

Penuaan otak selama pandemi

Rata-rata, peneliti menemukan percepatan penuaan otak sebesar 5,5 bulan akibat pandemi, dengan perbedaan kecil antara laki-laki dan perempuan, sekitar 2,5 bulan.

Mohammadi-Nejad menjelaskan, penyusutan materi abu-abu (gray matter) seiring bertambahnya usia bisa memicu masalah ingatan atau penilaian.

Namun, studi ini belum memastikan apakah perubahan struktur tersebut akan menyebabkan gangguan kognitif di kemudian hari.

Kemungkinan penyebabnya, menurut dia, adalah akumulasi pengalaman selama pandemi, termasuk stres psikologis, isolasi sosial, gangguan rutinitas, berkurangnya aktivitas fisik, dan menurunnya kesehatan secara umum.

“Periode pandemi itu sendiri tampaknya meninggalkan jejak pada otak kita, bahkan tanpa infeksi,” ujarnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik di AS, Varian Nimbus Jadi Pemicu Lonjakan Terbaru

Data dan metode penelitian

Penelitian ini memanfaatkan UK Biobank, basis data kesehatan raksasa yang mengumpulkan informasi dari 500.000 sukarelawan sejak 2006, termasuk 100.000 pemindaian tubuh lengkap.

Untuk membuat model penuaan otak normal, tim menggunakan data pencitraan dari 15.334 orang sehat sebelum pandemi.

Selanjutnya, dibandingkan dengan kelompok 996 partisipan yang memiliki dua hasil pemindaian otak, dengan jeda rata-rata 2,3 tahun.

Dari jumlah tersebut, 564 orang melakukan kedua pemindaian sebelum pandemi, sedangkan 432 lainnya melakukan pemindaian kedua pada 2021–2022, yang mencerminkan perubahan otak selama masa pandemi.

Baca juga: Varian Baru Covid-19 Stratus Menyebar di Inggris, Gejala Serak Jadi Ciri Khas

Temuan ahli lain

Jacqueline Becker, ahli neuropsikologi klinis dari Icahn School of Medicine at Mount Sinai, menilai temuan paling menarik dari studi ini adalah hanya peserta yang terinfeksi SARS-CoV-2 yang menunjukkan gangguan kognitif, meskipun penuaan struktur otak juga terjadi pada mereka yang tidak terinfeksi.

“Ini sedikit berbicara tentang efek virus itu sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, Adam Brickman, profesor neuropsikologi di Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons, mengatakan studi ini menyajikan narasi yang menarik, namun masih berupa hipotesis.

Belum dapat dipastikan apakah percepatan penuaan otak pada mereka yang tidak terinfeksi akan bertahan lama.

Menurut Brickman, jika pandemi memang mengubah otak secara signifikan, perubahan tersebut mungkin bisa dilawan dengan menjaga kesehatan otak melalui olahraga, menjaga tekanan darah, tidur yang cukup, dan interaksi sosial.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau