Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novotel Gagas Menu Ramah Iklim: Tanpa Seafood Terancam Punah, Lebih Banyak Plant-Based

Kompas.com - 27/05/2025, 17:23 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber Edie

KOMPAS.com - Novotel telah mengimplementasikan dua kebijakan makanan baru yang wajib diikuti oleh semua jaringan hotel yang tersebar di 600 lokasi di seluruh dunia.

Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan keberlanjutan dengan menyediakan lebih banyak pilihan makanan berbasis nabati dan memastikan tidak ada spesies makanan laut yang terancam punah yang disajikan di restoran mereka.

Melansir Edie, Rabu (21/5/2025), bagian dari grup Accor ini memiliki target "Plant-Forward ambition" untuk memastikan bahwa pada tahun 2026, setidaknya 25 persen dari menu di semua hotelnya adalah berbasis nabati.

Meskipun saat ini 39 persen lokasi sudah memenuhi target ini, Novotel berupaya agar seluruh jaringannya dapat mencapai standar tersebut.

"Plant-Forward ambition" sendiri diartikan sebagai target atau tujuan yang berani untuk meningkatkan proporsi makanan berbasis nabati di menu mereka.

Baca juga: KG Media Sabet Dua Penghargaan Global INMA Awards 2025, Inovasi Berbasis Nilai dan Keberlanjutan Mendunia

Istilah "Plant-Forward" biasanya menunjukkan fokus yang kuat pada bahan-bahan nabati sebagai pusat hidangan, bukan hanya sebagai tambahan.

Mempromosikan pola makan berbasis tanaman adalah bagian penting dari upaya untuk menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.

Laporan utama Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) pada tahun 2018 menyatakan bahwa membatasi permintaan akan makanan berkarbon tinggi melalui peralihan ke pola makan yang lebih sehat dan berkelanjutan adalah kunci untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat C.

Jika melampauinya ini akan berdampak pada jutaan orang lainnya akibat berbagai masalah seperti kekurangan air, gelombang panas, dan kekeringan.

Novotel juga meluncurkan Prinsip Makanan Laut Berkelanjutan baru terkait dengan cara mereka mendapatkan dan menyajikan makanan laut yang akan diterapkan di semua hotel Novotel di seluruh dunia.

Baca juga: Tekstil Hijau dari Kombucha, Revolusi Fesyen Ramah Lingkungan

Prinsip-prinsip ini dikembangkan bekerja sama dengan para ahli perikanan dari WWF Prancis.

Tujuan utama dari pedoman ini adalah untuk memastikan bahwa sebanyak 350 spesies makanan laut yang terancam punah tidak lagi disajikan di hotel-hotel Novotel mana pun secara global pada tahun 2027.

Hotel-hotel juga akan mengadopsi persyaratan sumber yang lebih ketat untuk makanan laut lainnya secara bersamaan.

Mereka akan memprioritaskan sumber spesies tangkapan liar bersertifikat MSC atau ikan lokal yang bersumber secara bertanggung jawab. Jika makanan laut dibudidayakan, misalnya, dalam kasus salmon dan udang, hotel hanya akan menyediakan pilihan yang bersertifikat organik atau bersertifikat ASC.

WWF juga akan bekerja sama dengan Accor dan Novotel untuk meningkatkan keterlacakan dalam rantai pasokan makanan laut.

"Kemitraan bisnis dengan WWF merupakan kekuatan pendorong untuk mengambil tindakan tegas untuk melindungi lautan kita melalui 600 hotel kami, seluruh industri dan komunitas yang kami jangkau," papar Jean-Yves Minet, presiden merek global Novotel.

Baca juga: Di Barcelona, Indonesia Kenalkan Tuna Ramah Lingkungan pada Dunia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ambil Untung Tanpa Merugikan, Cara Masyarakat Adat Raja Ampat Hidup Tanpa Tambang
Ambil Untung Tanpa Merugikan, Cara Masyarakat Adat Raja Ampat Hidup Tanpa Tambang
LSM/Figur
Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender
Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender
LSM/Figur
ASEAN Butuh 100 Miliar Dollar AS untuk Transmisi Energi Terbarukan
ASEAN Butuh 100 Miliar Dollar AS untuk Transmisi Energi Terbarukan
Pemerintah
Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan
Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan
LSM/Figur
BRIN-PT GIGATECH Luncurkan Inovasi Motor Tempel Listrik
BRIN-PT GIGATECH Luncurkan Inovasi Motor Tempel Listrik
Pemerintah
Demi AI, Meta Kontrak Pakai Nuklir dari Pembangkit yang Nyaris Tutup
Demi AI, Meta Kontrak Pakai Nuklir dari Pembangkit yang Nyaris Tutup
Swasta
Laut Kita Kian Menggelap, Keseimbangan Ekosistemnya Terganggu
Laut Kita Kian Menggelap, Keseimbangan Ekosistemnya Terganggu
LSM/Figur
Kemenaker Dorong Green Skills lewat Employment of the Future
Kemenaker Dorong Green Skills lewat Employment of the Future
Pemerintah
Selamatkan Raja Ampat, Penghentian Tambang Sementara Tak Cukup
Selamatkan Raja Ampat, Penghentian Tambang Sementara Tak Cukup
Swasta
Raja Ampat, Jejak Kerusakan Hutan, dan Harapannya
Raja Ampat, Jejak Kerusakan Hutan, dan Harapannya
LSM/Figur
Studi: Polusi Suara Manusia Ancam Kesejahteraan Fauna di Antartika
Studi: Polusi Suara Manusia Ancam Kesejahteraan Fauna di Antartika
LSM/Figur
Investasi Energi Dunia Melonjak ke Rekor 3,3 Triliun Dollar AS pada 2025
Investasi Energi Dunia Melonjak ke Rekor 3,3 Triliun Dollar AS pada 2025
Swasta
Laporan PBB: Kembangkan AI, Raksasa Teknologi Picu Lonjakan Emisi 150 Persen
Laporan PBB: Kembangkan AI, Raksasa Teknologi Picu Lonjakan Emisi 150 Persen
Swasta
Eropa Batasi Penangkapan Ikan Berlebihan dari Negara Dunia Ketiga
Eropa Batasi Penangkapan Ikan Berlebihan dari Negara Dunia Ketiga
Pemerintah
Masih Ada yang Bandel, Menteri LH Desak Semua Produsen Patuhi Larangan AMDK di Bawah 1 Liter di Bali
Masih Ada yang Bandel, Menteri LH Desak Semua Produsen Patuhi Larangan AMDK di Bawah 1 Liter di Bali
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau