Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bali Waste Cycle Sulap Sampah Plastik Jadi Papan hingga Kaki Palsu

Kompas.com - 26/08/2025, 16:27 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bali Waste Cycle (BWC), perusahaan pengolahan sampah asal Bali menyulap plastik multilayer seperti kemasan makanan ringan menjadi produk papan hingga kaki palsu. Director BWC, Olivia Anastasia Padang, menjelaskan bahwa ada sekitar 50 orang yang bekerja di BWC untuk mengolah limbah tersebut.

Setelah melewati proses pemilahan hingga pencacahan, mereka membuat papan yang bisa dijadikan untuk lemari, meja, maupun souvenir.

"Bahkan kami bisa buat kaki palsu dari sampah plastik. Kami butuh 22 kilogram (sampah plastik), kalau kaki palsu tergantung (untuk) betisnya atau kaki (bawah)," ujar Olivia ditemui usai konferensi pers yang digelar PepsiCo Indonesia di Jakarata Selatan, Selasa (26/8/2025).

Baca juga: Gagal Sepakat, Pembicaraan Perjanjian Plastik Dunia Berakhir Tanpa Solusi

Selain itu, BWC bekerja sama dengan offtaker atau pengumpul hasil produksi di Jawa Timur yang mengubah sampah multilayer menjadi palet. Olivia menyebutkan, palet diproduksi untuk dijadikan peralatan rumah tangga. BWC juga mengolah plastik multilayer yang terkontaminasi akibat proses pemilahan mekanik.

"Kalau di Bali, ada unit bisnis Bali Waste Cycle yang merubah sampah-sampah tersebut menjadi solid recovered fuel," tutur dia.

Dalam satu bulan, pihaknya bisa mengolah 40-50 ton sampah plastik dari yang sebelumya hanya 2 ton per bulannya. Sampah dikumpulkan dengan melibatkan masyarakat sekitar. BWC turut menggandeng berbagai pihak terkait untuk meningkatkan peralatan pengolahan plastik.

Olivia menyebut, bisnis pengelolaan sampah dimulai sejak 2023 di tengah melandanya pandemi Covid-19. Kala itu, dia mendapatkan tawaran dari Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) untuk mengolah plastik multi layer.

"Waktu itu awalnya saya pesimis banget, sebab pengumpulannya itu sangat costly. Kedua, pengolahannya juga sangat susah. Ketiga, offtaker-nya itu saya enggak tahu siapa," jelas Olivia.

Baca juga: KLH/BPLH Genjot Target Indonesia Bersih 2029 lewat Pengendalian Sampah 100 Persen

"Tetapi dari situ kami belajar apa yang bisa kami lakukan nih untuk melakasi sampah MLP ini. Sehingga dengan insentifikasi IPRO yang pertama itu, kami memperbaiki struktur rantai pasok, memperluas kapasitas pengumpulan dan bekerja sama dengan lebih banyak sektor dan agregator," imbuh dia. 

Seiring berjalannya waktu, BWC mjlai beradaptasi dan mengumpulkan lebih banyak bekas kemasan plastik untuk dijadikan produk daur ulang. Olivia mengatakan, pihaknya pun mempekerjakan beberapa penyandang disabilitas.

Tak berhenti sampai disitu, BWC memenangkan program Greenhouse Accelerator (GHAC) APAC 2025 yang diselenggarakan PepsiCo, dan menerima pendanaan sebesar 20.000 dollar AS. Lainnya, mendapatkan pendampingan dalam peningkatan kapasitas agar terus memperkuat kesiapan BWC membangun sistem yang lebih berkelanjutan.

"Kami menciptakan suatu sistem yang mengembalikan nilai ekonomi kepada sampah yang bernilai rendah. Termasuk MLP melalui pembuatan produk yang sangat sederhana, sehingga kami berharap bahwa kami bukan hanya menjadi penerimaan manfaat dan brand owner tetapi juga bisa skill up yang jadi mitra yang siap tumbuh dan berbagi knowledge kami," tutur Olivia.

Baca juga: Plastik Sumbang 15 Persen Emisi Global, dan Konsumsinya Diprediksi Melonjak

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau