Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolaborasi Tiga Kampus Ini Hasilkan Teknologi Filter Air Berbasis Nanomaterial

Kompas.com - 26/08/2025, 17:03 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Kolaborasi akademis antara tiga perguruan tinggi, yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Diponegoro (Undip) berhasil menciptakan teknologi filter air portabel berbasis nanomaterial yang mampu menghilangkan 90 persen bakteri.

Peneliti dari UI Jaka Fajar Fatriansyah di Kampus UI Depok menjelaskan inovasi tersebut tidak hanya berfokus pada pemurnian air, tetapi juga keberlanjutan dan dampak jangka panjang.

“Teknologi ini dapat mengurangi ketergantungan pada sistem penyediaan air yang mahal dan kurang ramah lingkungan. Kami ingin memastikan bahwa teknologi ini benar-benar memberikan dampak positif dan bisa digunakan secara luas oleh masyarakat,” kata Jaka sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa (26/8/2025).

Baca juga: Studi: Air Tawar Dunia Menyusut, Sumbang Kenaikan Permukaan Laut Lebih Besar

Sementara itu menurut Damar Rastri Adhika dari ITB, nanopartikel dalam inovasi filter tersebut bekerja sebagai fotokatalis yang mampu mengurai polutan secara efektif.

Selain itu, sifat antimikroba yang terdapat dalam filter itu dapat membuat air menjadi lebih aman digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, salah satunya untuk mencuci.

“Ini adalah langkah nyata dalam memberikan solusi bagi masyarakat yang menghadapi permasalahan air bersih. Saya berharap kolaborasi ini terus berlanjut agar lebih banyak inovasi bermanfaat yang lahir di berbagai bidang,” kata  Damar.

Adapun  peneliti Undip, Qidir Maulana Binu Soesanto menyampaikan bahwa filter nanomaterial tersebut berpotensi besar diterapkan di banyak daerah terpencil lainnya.

“Dengan penggunaan nanomaterial yang ramah lingkungan, kami tidak hanya menawarkan solusi praktis, tetapi juga mengurangi dampak negatif yang biasanya ditimbulkan oleh teknologi pengolahan air konvensional,” kata Qidir.

Baca juga: Clean Air Asia Hitung dan Petakan Beban Emisi Jabodetabek, Hasil Rilis Agustus

Inovasi Ramah Lingkungan

Inovasi filter tersebut merupakan teknologi tepat guna yang murah, efisien, dan ramah lingkungan, dengan cara menggabungkan dua tahap filtrasi.

Pertama, inovasi tersebut menggunakan pasir aktif dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel besar.

Kedua, filter itu menerapkan teknologi mutakhir berupa lampu ultraviolet (UV) serta nanopartikel yang berfungsi mendekontaminasi polutan berbahaya, seperti pewarna limbah pabrik, logam berat, dan mikroplastik.

Meskipun teknologi itu terbukti efektif membunuh bakteri hingga 90 persen, namun masih belum memenuhi standar ISO untuk air minum.

Inovasi filter air itu dikenalkan kepada masyarakat melalui kegiatan penyuluhan di Kantor Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (20/8/2025).

Kegiatan itu sebagai bagian dari rangkaian program Pengabdian Masyarakat Kolaborasi Indonesia (PMKI) 2025.

Selama in, masyarakat Desa Gunung Putri dikenal cukup kesulitan mendapatkan air bersih karena kualitas air di daerah tersebut tercemar logam berat dan mikroplastik.

Baca juga: Darurat Air Dunia: 40 Persen Daratan Rusak, 3 Miliar Orang Terancam

Hal itu kemudian menjadi perhatian para peneliti dari UI, ITB, dan Undip, bersama dengan para mahasiswanya, mengembangkan inovasi filter air portabel berbasis nanomaterial.

Desa Gunung Putri memang memiliki sumber mata air alami. Namun, kualitas air yang terkontaminasi logam, seperti besi serta mikroplastik, membuat air tersebut tidak layak untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

Kini, dengan adanya filter nanomaterial portabel tersebut, masyarakat dapat memanfaatkan air untuk berbagai kebutuhan non-konsumsi serta memberikan solusi praktis atas masalah air bersih yang selama ini menjadi kendala.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau