KOMPAS.com - Net-Zero Banking Alliance (NZBA), koalisi perbankan yang didukung PBB untuk memajukan target net zero global melalui aktivitas pendanaan, mengumumkan bahwa mereka menghentikan sementara kegiatannya.
Keputusan ini diambil setelah serangkaian pengunduran diri yang dilakukan oleh beberapa anggota penting.
NZBA juga mengusulkan restrukturisasi besar, termasuk menghentikan formatnya sebagai aliansi berbasis keanggotaan.
NZBA menyatakan bahwa mereka telah memulai pemungutan suara bagi anggotanya terkait usulan transisi untuk terus beroperasi sebagai inisiatif kerangka kerja baru. Hasil pemungutan suara tersebut akan diumumkan pada akhir September.
"Steering Group meyakini bahwa ini adalah model yang paling tepat untuk terus mendukung bank-bank di seluruh dunia agar tetap tangguh dan mempercepat transisi ekonomi riil sejalan dengan Persetujuan Paris. Model ini juga akan melanjutkan keterlibatan dengan industri perbankan global untuk mengembangkan panduan dan perangkat yang diperlukan guna mendukung mereka dan klien mereka," kata perwakilan NZBA, dikutip dari ESG Today, Kamis (30/8/2025).
Baca juga: Susul Bank AS, HSBC Keluar dari Aliansi Iklim Perbankan Dunia
NZBA diluncurkan pada tahun 2021. Para anggotanya berkomitmen untuk mentransisikan emisi gas rumah kaca (GRK) operasional dan yang dapat diatribusikan dari kegiatan pinjaman mereka agar sejalan dengan jalur net zero pada tahun 2050.
Mereka juga menetapkan target emisi yang dibiayai pada tahun 2030, yang awalnya berfokus pada sektor-sektor dengan emisi intensif utama.
Pada bulan April 2024, kelompok ini mengeluarkan panduan baru untuk penetapan target iklim bagi bank.
Panduan tersebut memperluas persyaratannya dengan menambahkan komitmen untuk menyelaraskan aktivitas pasar modal seperti penjaminan utang dan ekuitas dengan target net zero bank pada tahun 2050, di samping komitmen yang sebelumnya hanya berfokus pada pinjaman.
Jumlah anggota NZBA sendiri meningkat pesat dari 43 bank di tahun 2021 menjadi lebih dari 140 bank dengan nilai aset 74 triliun dolar AS pada tahun 2024.
Namun, hal ini membuat mereka berada di bawah tekanan kuat, khususnya dari politisi Partai Republik di AS. Sebagai bagian dari kampanye politik anti-ESG, para politisi ini memperingatkan lembaga keuangan termasuk bank, perusahaan asuransi, dan investor bahwa keterlibatan mereka dalam aliansi iklim berpotensi melanggar hukum.
Mereka bahkan mengancam akan melarang perusahaan-perusahaan tersebut berbisnis dengan negara bagian.
Kemudian pengunduran diri dari kelompok ini dimulai pada akhir tahun lalu.
Baca juga: Regulator Perbankan Global Kompak Atasi Risiko Iklim
Goldman Sachs mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan NZBA pada bulan Desember 2024, diikuti dengan cepat oleh semua bank besar setara Wall Street dalam beberapa minggu. Tak lama kemudian, bank-bank besar dari Kanada juga ikut mundur pada awal 2025.
Setelah keluarnya bank-bank dari Amerika Utara, para anggota NZBA pada bulan April 2025 menyetujui serangkaian perubahan signifikan pada kerangka kerja dan prinsip aliansi.
Perubahan ini termasuk penghapusan persyaratan wajib bagi bank untuk menyelaraskan kegiatan pinjaman dan pasar modal mereka dengan target pembatasan pemanasan global hingga 1.5 derajat C.
Meskipun pengunduran diri melambat setelah perubahan di bulan April, keluarnya bank-bank besar dari NZBA kembali terjadi pada musim panas ini.
Pada bulan Juli, HSBC meninggalkan grup, disusul pada bulan Agustus oleh UBS dan Barclays. Barclays menyatakan dengan keluarnya sebagian besar bank global, organisasi ini tidak lagi memiliki keanggotaan untuk mendukung transisi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya