Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidrogen Hijau Mahal, PLN Minta Pemerintah Tiru Jepang

Kompas.com - 13/09/2025, 15:04 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wakil Presiden Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero), Ricky Cahya Andrian, menggarisbawahi pentingnya dukungan subsidi pemerintah untuk pengembangan hidrogen hijau.

Menurutnya, model insentif Jepang dapat menjadi referensi bagi Indonesia untuk mempercepat pengembangan hidrogen hijau. Jepang mengadakan lelang untuk pengadaan hidrogen hijau dengan durasi 15 tahun, menyesuaikan kebutuhan dalam negeri.

Pemenang lelang akan ditentukan berdasarkan price gap paling kecil. Pemenang lelang juga memiliki kewajiban membangun pabrik elektroliser di Indonesia untuk memproduksi hidrogen hijau dalam skala nasional.

Berdasarkan perhitungan, untuk mencapai target produksi hidrogen hijau sebesar 20 juta ton pada tahun 2060, Indonesia membutuhkan kapasitas elektroliser sebesar 138 GW.

"Saya pernah nanya, kenapa sih 15 tahun? Kata orang Jepangnya, diharapkan tahun ke-16 itu harga hidrogen ekonomis ya, karena semakin canggih teknologinya, RE-nya semakin murah, dan sebagainya," ujar Ricky dalam webinar, Jumat (12/9/2025).

Hingga saat ini, tidak ada satu pun negara yang mampu memproduksi hidrogen hijau di bawah harga yang dapat diterima oleh pasar. Harga menjadi kendala utama bagi PLN dalam mengembangkan ekosistem hidrogen hijau sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi dan mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE).

Biaya produksi melambungkan harga hidrogen hijau saat ini hingga dua kali lipat lebih mahal dibandingkan hidrogen dari batubara.

"(Hidrogen hijau) enggak feasible. Ya, karena kami ngitung itu di angka 6 sampai 7 ya. Sedangkan market itu di angka 3 sampai 4. Mau diapain ini gap-nya," ucapnya.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau