Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch N Kurniawan
Dosen

Praktisi Kehumasan dan Sustainability, Mantan Jurnalis Olahraga, Lingkungan dan Bisnis

Kepada Nikel Kami Berharap

Kompas.com - 29/09/2025, 16:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam perjalanan menuju sebuah kawasan industri nikel di Sulawesi, seorang penerjemah - sebut saja A, seseorang yang menjadi jembatan komunikasi antara pekerja Indonesia dan pekerja asing bercerita, bahwa ia bersyukur bisa bekerja di negeri sendiri dengan gaji yang cukup tinggi untuk ukuran penerjemah di Indonesia.

Ia sudah melanglang ke Taiwan dan Malaysia, cukuplah kini perjuangan untuk keluarganya ia gantungkan kepada industri pengolahan nikel.

"Saya rasa ini mungkin akan menjadi tempat yang terakhir yang bisa saya lalui. Lebih baik di negeri sendiri daripada di negeri orang,” demikian pungkasnya.

Cerita kecil ini menjadi simbol kerasnya kehidupan di dunia, bahwa ia tidak semudah yang diomongkan. A bukanlah satu-satunya, masih ada ratusan ribu lainnya yang berharap tetap hidup layak, pendidikan yang lebih tinggi, dengan kerinduan melakukannya di negeri sendiri.

Nikel bukan hanya sekadar angka investasi ataupun angka ekspor. Ia membentuk desa, kota, provinsi, bahkan negeri. Harapan itu jelas dan terus bertumbuh.

Tumbuh ataukah terkutuk

Data Kementerian ESDM mencatat cadangan bijih nikel Indonesia sebesar 5,3 miliar ton. Jika produksi bertahan 200 juta ton per tahun tanpa eksplorasi baru, cadangan ini bisa habis dalam 25 tahun.

Namun dengan peralihan ke teknologi hidrometalurgi - mengolah nikel menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik - yang lebih efisien dan rendah emisi dibanding pirometalurgi – mengolah nikel menjadi baja tahan karat -, umur cadangan dapat diperpanjang.

Meski begitu, teknologi hidrometalurgi sendiri masih memerlukan penyempurnaan agar benar-benar berkelanjutan.

Selain itu, sumber daya nikel nasional diperkirakan mencapai 17,7 miliar ton, memberi ruang eksplorasi lebih besar. Sementara itu, kebutuhan global terhadap stainless steel diproyeksikan tumbuh 4–6 persen per tahun hingga 2030.

Di sisi lain, permintaan baterai kendaraan listrik justru melonjak tiga kali lipat, ditambah kebutuhan pasar baterai smartphone dan penyimpanan energi. Kondisi ini membuka peluang pergeseran dominasi teknologi pengolahan ke hidrometalurgi.

Namun, perkembangan ini tidak bisa dilepaskan dari geopolitik global. Persaingan Amerika Serikat, Eropa, dengan China kini menjadikan baterai kendaraan listrik dengan nikel sebagai salah satu bahan baku utamanya sebagai panggung utama.

Indonesia, dengan cadangan nikel terbesar dunia dan upayanya membuka pintu investasi untuk memperkuat kemandirian energi nasional, seolah menjadi rebutan. Satu pihak datang dengan membawa investasi dan teknologi, sementara pihak lain menyerang dengan kritik dan narasi seolah pandangannya paling benar.

Di tengah tarik-menarik kepentingan global itu, Indonesia ditantang menjaga kedaulatan kebijakan hilirisasi agar tidak hanya menjadi arena persaingan, tetapi tetap berdaulat menentukan arah pembangunan ekonominya sendiri.

Dampak nyata industri nikel sudah terlihat di Maluku Utara dan Sulawesi Tengah. Perekonomian keduanya impresif, masing-masing tumbuh rata-rata 18,1n 11,9% pada 2021–2024, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kedua provinsi. Ini jauh melampaui rata-rata nasional maupun negara lain di Asia Tenggara.

Pendapatan daerah pun melonjak dua kali lipat dalam satu dekade, dengan proyeksi bisa menyamai provinsi termaju di Sulawesi yakni Sulawesi Selatan dalam 10–15 tahun ke depan. Industri nikel juga menyerap ratusan ribu tenaga kerja, memberi ruang bagi ribuan orang untuk menempuh pelatihan metalurgi, bahasa, hingga studi doktoral secara gratis ke China.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau