Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respon Purbaya, Pertamina Percepat Transformasi Perusahaan

Kompas.com - 16/10/2025, 17:32 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) menepis anggapan perusahaan malas membangun kilang minyak. Pernyataan ini disampaikan Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, menanggapi sindiran Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa.

Menurut Agung, pihaknya tengah membangun kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang ditargetkan selesai pada November 2025 mendatang.

"Masing-masing kami punya tantangan, punya PR mulai dari transformasi mengubah wajah SPBU, sampai peningkatan produksi, membangun kilang yang katanya Pak Menkeu kami males-malesan. Kalau males-malesan enggak mungkin panas-panasan bangun (kilang)," ungkap Agung dalam CEO Connect 2025 di Menara Kompas, Kamis (16/10/2025).

Baca juga: Kilang Methanol Hijau Pertama di Dunia Beroperasi, Siap Kurangi Emisi Pelayaran

Kendati demikian, sentilan Purbaya membuat perusahaan pelat merah itu terpacu untuk terus berbenah. Agung memastikan, kini Pertamina telah berubah menjadi lebih baik.

"Mungkin yang disampaikan itu masa lalu, tetapi masa sekarang Pertamina berubah. Membangun kilang, tingkatkan produksi, dan mendorong energi terbarukan," tutur dia.

Dia menjelaskan, Pertamina memiliki Dual Growth, strategi dua jalur untuk transisi energi fokusnya pada penguatan bisnis migas yang ada serta mengembangkan bisnis rendah karbon. 

Adapun saat ini produksi minyak Indonesia masih sekitar 600.000 barel per hari, jauh di bawah kebutuhan nasional yang mencapai 1,4 juta barel per hari. Karenanya, peningkatan sektor hulu atau upstream merupakan kunci menjaga pasokan energi nasional.

Pertamina juga merancang 'fleksibilitas' kilang untuk pengolahan minyak mentah yang berasal dari dalam negeri. Salah satunya, melalui proyek RDMP Balikpapan.

"Ini menunjukkan bahwa dual growth strategy tadi bukan hanya omon-omon, memang kami lakukan. Kilang itu kami bangun dengan mempertimbangkan besaran investasi dan risiko yang dihadapi," ucap Agung.

Baca juga: Pertamina SAF Mengudara, Siap Jadi Bahan Bakar Bersih Dunia Penerbangan

Diberitakan sebelumnya, Purbaya sempat menyindir PT Pertamina yang dianggapnya bermalas-malasan membangun kilang minyak baru.

"Jadi kilang itu bukan kita enggak bisa bikin atau kita enggak bisa bikin proyeknya, cuman pertaminanya malas-malesan saja," papar Purbaya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, dikutip dari siaran TV Parlemen, Rabu (1/10/2025).

Dampak dari besarnya impor, subsidi BBM terus membengkak karena volume impor BBM terus naik dari tahun ke tahun. Tingginya impor BBM juga berdampak buruk pada neraca perdagangan Indonesia.

Padahal pembangunan kilang minyak baru dibutuhkan untuk mengangkat produksi BBM dalam negeri, sehingga bisa mengurangi ketergantungan impor BBM yang membebani APBN. Purbaya lalu mengungkit soal janji Pertamina untuk membangun tujuh kilang baru dalam lima tahun pada 2018 silam. Namun, sudah tujuh tahun berlalu tak satu pun kilang dibangun.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau