Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Sekolah 5 Hari di Sumut Dikritik: Anak Sekolah Bukan PNS

Kompas.com - 07/06/2025, 15:29 WIB
Cristison Sondang Pane,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com – Komisi E DPRD Sumatera Utara akan memanggil Dinas Pendidikan Sumut untuk menjelaskan kebijakan sekolah lima hari bagi jenjang SMA, SMK, dan SLB yang rencananya akan diterapkan mulai tahun ajaran baru 2025–2026.

Anggota Komisi E DPRD Sumut, Fajri Akbar, mengatakan bahwa pihaknya belum pernah diajak berdiskusi terkait kebijakan ini. Padahal, menurut dia, keputusan seperti ini seharusnya dibicarakan terlebih dahulu dengan mitra kerja.

“Terkait program ini ya, kita melihat sejauh ini masih pandangan pribadi masing-masing. Jadi belum ada pandangan kelembagaan. Tapi, Komisi E akan memanggil Dinas Pendidikan untuk menjelaskan sekolah lima hari,” kata Fajri saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (7/6/2025).

Fajri menilai, DPRD Sumut sering kali hanya menerima keputusan tanpa keterlibatan dalam perencanaan.

Baca juga: Pro Kontra Bobby Terapkan 5 Hari Sekolah, Siswa Menerima, orangtua Menolak

“Nggak boleh begitu. DPRD ini harus tahu apa yang menjadi rencana kerja pemerintah, apa programnya, bagaimana pelaksanaannya. Itu semua kan harus kita bahas bersama,” tegas politisi Partai Demokrat tersebut.

Pemprov Sumut meyakini bahwa skema sekolah Senin–Jumat dengan jam belajar lebih panjang akan menekan tawuran pelajar, penggunaan narkoba, dan kejahatan geng motor. Sementara Sabtu dan Minggu dimaksudkan sebagai waktu berkualitas bagi siswa dan keluarga.

Namun menurut Fajri, asumsi tersebut belum tentu tepat.

“Kalau kita tadi bicara tentang SD, sekolah lima hari mungkin bisa efektif. Tapi kalau SMA atau SMK, saya pribadi kurang yakin, saya kurang setuju,” ujarnya.

Menurut dia, yang terpenting adalah efektivitas pembelajaran, bukan jumlah hari. Ia mencontohkan bahwa di negara lain, fokus bukan pada lama hari belajar, melainkan kualitas proses belajar.

Pandangan akademisi

Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (UNIMED), Dr. Bakhrul Khair Amal, menilai bahwa kebijakan ini semestinya disusun berbasis kajian ilmiah.

“Sebenarnya kebijakan harus berbasis keilmuwan. Ada nggak analisis naskah akademiknya sebelum mengambil kebijakan? Ada tidak hasil penelitian dalam mengambil keputusan, misalnya bagaimana perspektif siswa, guru, dan orangtua,” kata Bakhrul, Rabu (4/6/2025).

Menurut dia, naskah akademik dapat memotret berbagai sudut pandang, termasuk dampak fisik dan psikis pada siswa dan guru jika waktu belajar diperpanjang.

Baca juga: Bobby Terapkan 5 Hari Sekolah di Sumut, Siswa: Enak Banyak Libur...

“Jika jam di sekolah ditambah, maka kualitas belajar akan menurun. Siswa jadi lelah. Itu akan melelahkan pikiran,” tuturnya.

Ia menilai, solusi terhadap kekerasan remaja tidak relevan jika dikaitkan langsung dengan pengurangan hari sekolah.

“Misalnya masalah geng motor diselesaikan dengan lima hari sekolah, itu tidak berkorelasi,” ujar Bakhrul.

Halaman:


Terkini Lainnya
Mercedes-Benz Tabrak Motor dan Mobil di Medan, Sopir Diduga Mabuk
Mercedes-Benz Tabrak Motor dan Mobil di Medan, Sopir Diduga Mabuk
Medan
Rumah Penampungan Motor Curian di Medan Digerebek, Ibu dan 2 Anaknya Diamankan
Rumah Penampungan Motor Curian di Medan Digerebek, Ibu dan 2 Anaknya Diamankan
Medan
Rumah Penampungan Motor Hasil Begal di Medan Digerebek Polisi, Puluhan Unit Diamankan
Rumah Penampungan Motor Hasil Begal di Medan Digerebek Polisi, Puluhan Unit Diamankan
Medan
Terjatuh, 2 Penjambret Penumpang Angkot di Medan Babak Belur Dihajar Massa
Terjatuh, 2 Penjambret Penumpang Angkot di Medan Babak Belur Dihajar Massa
Medan
Jasad Pria Ditemukan di Pinggir Jalan Medan, Diduga Korban Tabrak Lari
Jasad Pria Ditemukan di Pinggir Jalan Medan, Diduga Korban Tabrak Lari
Medan
Kebijakan Sekolah 5 Hari di Sumut Dikritik: Anak Sekolah Bukan PNS
Kebijakan Sekolah 5 Hari di Sumut Dikritik: Anak Sekolah Bukan PNS
Medan
Lembu Kurban di Medan Kabur dan Serang Warga saat Hendak Dipotong, Hampir Tercebur ke Laut
Lembu Kurban di Medan Kabur dan Serang Warga saat Hendak Dipotong, Hampir Tercebur ke Laut
Medan
Dokter RSUD Pirngadi Medan Protes Biaya Parkir Rp 600 Ribu Per Bulan, Rico Waas: Ekstrem Sekali
Dokter RSUD Pirngadi Medan Protes Biaya Parkir Rp 600 Ribu Per Bulan, Rico Waas: Ekstrem Sekali
Medan
Penjelasan Pemprov Sumut soal Sewa Pesawat Garuda untuk Pindahkan Napi ke Nusakambangan
Penjelasan Pemprov Sumut soal Sewa Pesawat Garuda untuk Pindahkan Napi ke Nusakambangan
Medan
Wakil Rektor Universitas Dharma Agung Ditangkap Polisi dalam Dugaan Pengeroyokan di Kampus
Wakil Rektor Universitas Dharma Agung Ditangkap Polisi dalam Dugaan Pengeroyokan di Kampus
Medan
Pro Kontra Bobby Terapkan 5 Hari Sekolah, Siswa Menerima, Orang Tua Menolak
Pro Kontra Bobby Terapkan 5 Hari Sekolah, Siswa Menerima, Orang Tua Menolak
Medan
Istri Dilempar Kursi dan Diancam Pisau, Pria di Pematangsiantar Ditangkap Polisi
Istri Dilempar Kursi dan Diancam Pisau, Pria di Pematangsiantar Ditangkap Polisi
Medan
Sapi Kurban Presiden Prabowo Tiba di Siantar, Dibagikan ke 500 Penerima
Sapi Kurban Presiden Prabowo Tiba di Siantar, Dibagikan ke 500 Penerima
Medan
Cerita Yanto 4 Sapinya Dibeli Presiden Prabowo untuk Kurban di Sumut
Cerita Yanto 4 Sapinya Dibeli Presiden Prabowo untuk Kurban di Sumut
Medan
Rp 50.000 Dapat SIM Bekas, Rp 600.000 Jadi Palsu: Ini Modusnya
Rp 50.000 Dapat SIM Bekas, Rp 600.000 Jadi Palsu: Ini Modusnya
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau