JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, lima tahun lalu, pada 14 Januari 2016, bom meledak di dekat pusat perbelanjaan Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, yang disusul baku tembak antara teroris dengan polisi.
Serangan teror yang terjadi sekitar pukul 10.30 WIB tersebut menewaskan delapan orang, terdiri dari empat pelaku dan empat warga sipil, serta melukai puluhan lainnya.
Organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Seorang residivis kasus terorisme Aman Abdurrahman, yang juga didapuk sebagai ketua ISIS Indonesia, mendalangi pengeboman itu bersama Iwan Darmawan Muntho alias Rois saat keduanya menjadi tahanan di Lapas Kembang Kuning, Nusakambangan.
Selain aksi "Bom Sarinah" itu, Jakarta juga pernah beberapa kali mengalami aksi bom bunuh diri yang menelan korban jiwa. Berikut daftarnya:
Baca juga: Hari Ini 5 Tahun Lalu, Teror Bom dan Baku Tembak di Thamrin
Ledakan di hotel bintang lima JW Marriot di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, terjadi pada 5 Agustus 2003 sekitar pukul 12.45 WIB.
Ledakan berasal dari sebuah mobil yang dikendarai Asmar Latin Sani dan dipicu melalui sebuah telepon seluler yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
Sebanyak 14 orang tewas dan setidaknya 156 orang lainnya luka-luka dalam peristiwa tersebut.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia saat itu, Jenderal Polisi Da'i Bachtiar, menyebutkan ledakan di JW Marriot itu mirip dengan ledakan di Bali satu tahun sebelumnya yang menewaskan 202 orang.
"Di TKP terdapat lubang lebar, ditemukan rangka mobil Kijang, mesin yang terlempar, radiator, dan bagian setir yang terlempar. Mirip bom Bali, yaitu bom meledak bersama mobil," kata Da'i.
Orang yang disebut bertanggung jawab atas peristiwa bom JW Marriot adalah Noordin M Top, seorang warga negara Malaysia yang menyelundup masuk ke Indonesia tahun 2002.
Jebolan Universiti Teknologi Malaysia itu berafiliasi pada jaringan Jemaah Islamiyah, sebuah organisasi militan Islam di Asia Tenggara.
Noordin tewas dalam penyergapan di Jebres, Solo, Jawa Tengah pada 16 September 2009 bersama dua orang lainnya yang masuk dalam daftar pencarian orang Mabes Polri.
Baca juga: Abu Bakar Baasyir Dibebaskan, Korban Bom Bali Berusaha Memaafkan: Semoga Beliau Menjadi Lebih Baik
Sebuah bom mobil kembali meledak pada 9 September 2004. Saat itu sasarannya adalah Kantor Kedutaan Besar Australia di Jalan HR Rasuda Said, Jakarta Selatan.
Harian Kompas menyebutkan, bom berdaya ledak tinggi tersebut meledak sekitar pukul 10.25 WIB. Suaranya terdengar hingga radius lima kilometer.
Akibat peristiwa ini, sebanyak 12 orang dinyatakan tewas dan 214 lainnya luka-luka.
Ledakan bom tersebut menyisakan lubang dengan diameter sekitar dua meter dan merusak beberapa gedung dalam radius 300 meter dari tempat kejadian.
Salah satu tersangka dalam ledakan ini adalah Rois alias Iwan Darmawan yang kemudian mendalangi Bom Sarinah. Sementara dalang dari peristiwa pada tahun 2004 tersebut adalah Noordin M Top.
Baca juga: Rekam Jejak Pelaku Bom Sarinah, Perampokan Bank hingga Latihan Militer di Aceh
Dua ledakan terjadi di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, pada 17 Juli 2009.
Ledakan pertama terjadi di dekat Restoran Plaza Mutiara Hotel JW Marriot sekitar pukul 07.45 WIB. Lalu selang lima menit kemudian, ledakan kedua terjadi di coffee shop di lobi Hotel Ritz Carlton.
Sembilan orang meninggal dunia dan 53 lainnya luka-luka dalam kedua ledakan tersebut.
Selain dua bom rakitan berdaya ledak rendah tersebut, sebuah bom serupa yang tidak meledak ditemukan di kamar 1808 Hotel JW Marriot.
Kamar itu sudah ditempati sejak dua hari sebelum kejadian oleh pelaku pengeboman yang ikut tewas dalam kejadian tersebut.
Baca juga: Sinopsis Film 22 Menit, Aksi Ario Bayu Tangkap Pelaku Bom Thamrin
Belakangan diketahui bahwa pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriot adalah seorang remaja 18 tahun bernama Dani Dwi Permana yang direkrut di Bogor, Jawa Barat.
Pelaku bom bunuh diri di Hotel Ritz-Carlton adalah Nana Ikhwan Maulana, seorang pemuda yang berasal dari Pandeglang, Banten.
Noordin M Top diidentifikasi sebagai otak dibalik penyerangan tersebut.
Dua aksi bom bunuh diri terjadi di sekitar Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada 24 Mei 2017 malam saat tengah berlangsung pawai obor jelang Ramadhan.
Bom itu menyebabkan lima orang tewas, di antaranya pelaku bunuh diri Ahmad Syukri dan Ichwan Nurul serta tiga polisi yang bertugas mengawal pawai obor.
Sementara itu, 11 orang lainnya menderita luka-luka, lima di antaranya adalah anggota kepolisian.
Otak dari serangan tersebut adalah Aman Abdurrahman yang sebelumnya juga mendalangi pengeboman di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.