JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jakarta Pramono Anung menyinggung permasalahan lama terkait tukar guling aset antara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dan Pemerintah Provinsi Jakarta yang belum terselesaikan selama 30 tahun.
Hal ini disampaikan Pramono saat berkunjung ke kantor Pelindo di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/5/2025).
“Pak Dirut, PR 30 tahun kita yang belum selesai, yaitu tukar guling antara Pelindo dengan Pemda DKI. Saya akan segera selesaikan, mudah-mudahan apa yang menjadi komitmen DKI segera bisa dilakukan, dan demikian juga dengan komitmen dari Pelindo,” ujar Pramono, Jumat.
Baca juga: Pramono: Manggarai Bershalawat Bukan untuk Mengajak Pelaku Tawuran Bershalawat
Meski tidak memerinci secara spesifik permasalahan yang dimaksud, Pramono menegaskan akan segera menugaskan pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Untuk itu nanti kami akan tugaskan untuk segera diselesaikan,” ucap Pramono.
Dalam kunjungannya itu, Pramono juga meminta macet horor di Pelabuhan Tanjung Priok yang terjadi pada 17-18 April 2025 tidak terulang.
“Intinya saya meminta kerja sama dengan Pelindo, jangan sampai kemacetan yang horor itu terulang kembali, sehingga kita tangani secara bersama-sama,” ungkap Pramono.
Menanggapi pernyataan Pramono, Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan sistem pengendalian lalu lintas berbasis perencanaan untuk mengantisipasi kemacetan.
“Memang ada salah satu terminal di Tanjung Priok yang sedikit ceroboh dalam melakukan perencanaan operasi. Namun, saat ini kami sudah melakukan pembelajaran. Traffic control berbasis planning akan dilakukan seminggu ke depan dan setiap terminal wajib melaporkan radar kegiatan,” jelas Arif.
Arif juga menjelaskan bahwa Pelindo akan mengembangkan terminal booking system untuk mengatur kedatangan truk agar tidak terjadi penumpukan pada jam-jam tertentu.
Baca juga: Datangi Kantor Pelindo, Pramono Minta Macet di Tanjung Priok Tak Terulang
Selain itu, Arif meminta dukungan dari Pemprov Jakarta terkait integrasi jalan Tol Cibitung-Cilincing dan jalan Tol Cikampek untuk mengurangi tekanan lalu lintas di jalan arteri Priok.
Menurut Arif, sekitar 60 persen kargo yang masuk ke Tanjung Priok berasal dari wilayah timur, sehingga integrasi tol ini sangat krusial.
Dengan integrasi tersebut, kendaraan berat bisa langsung masuk ke jalur tol tanpa harus melewati jalan arteri yang selama ini menjadi sumber utama kemacetan.
“Jadi jalan tol ini menjadi sangat-sangat penting, dan tentunya kalau integrasi tersebut tarifnya akan lebih efisien, dan akan menjadikan di sekitar Tanjung Priok akan lebih bagus,” kata Arif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.