Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fraksi PDI-P Apresiasi Program 100 Hari Pramono–Rano, tapi Dorong Percepatan Implementasi

Kompas.com - 29/05/2025, 17:56 WIB
Febryan Kevin Candra Kurniawan,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS. com - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI-P Dwi Rio Sambodo mengapreasiasi program 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno.

"Saya mengapresiasi niat baik Pemprov dalam menangani isu-isu sosial seperti Kampung Bayam, KJP terputus sebanyak 777.622 dan pemutihan ijazah. Ini langkah pro-rakyat," ungkap Dwi saat dikonfirmasi, Rabu (28/5/2025).

Meski begitu, menurut Dwi, banyak implementasi dari program-program tersebut yang belum tuntas.

Baca juga: Kepuasan Publik terhadap Pramono Urutan 5, Stafsus: Jadi Masukan dan Bahan Evaluasi

 

Karena itu, ia mendorong percepatan pelaksanaan agar manfaatnya segera dirasakan oleh masyarakat.

"Sisi implementasi masih banyak yang belum tuntas. Kami mendorong percepatan agar warga terdampak segera mendapatkan haknya secara adil," ucap Dwi.

Tak hanya itu, Dwi juga meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar lebih serius menangani isu-isu struktural, di antaranya kemiskinan dan ketimpangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) antarwilayah di Jakarta.

"Saya berharap Pemprov tak hanya fokus pada program populis jangka pendek, tapi mulai membangun pondasi kebijakan berkelanjutan berbasis data dan keadilan sosial." jelas Dwi.

Ia juga menyinggung pentingnya menjaga daya beli masyarakat, meskipun tingkat inflasi Jakarta saat ini lebih baik dibandingkan tingkat inflasi nasional.

"Namun tantangan menjaga daya beli, khususnya di wilayah padat dan miskin, masih harus jadi prioritas dalam pengambilan kebijakan ke depan," ungkap Dwi.

Sebelumnya, Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim mengatakan, satu dari 40 program unggulan Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno belum terealisasi menjelang 100 hari masa kerja mereka.

Baca juga: Dukung Pramono Larang Ondel-ondel untuk Mengamen, Bamus Betawi: Ikon Budaya

Program yang dimaksud adalah Jakarta Funding, yakni pembentukan badan investasi untuk mendukung pembiayaan pembangunan Jakarta.

“Kalau kita sebutin 40 program kan terlalu panjang ya. Tapi intinya dari 40 program, mungkin hanya ada satu atau dua yang belum bisa direalisasikan dalam 100 hari. Contohnya Jakarta Funding,” ujar Chico di Balai Kota Jakarta, Selasa (27/5/2025).

Menurut Chico, diperlukan dasar hukum dan peraturan kuat untuk membentuk entitas investasi di bawah Pemprov Jakarta. Hal inilah yang menghambat realisasi program tersebut.

“Karena memang itu terkait dengan regulasi-regulasi bagaimana Jakarta bisa membuat suatu entitas untuk bisa menjadi badan investasi dan lain-lain. Jadi ganjalannya di situ aja,” kata Chico.

Di luar itu, Chico menyebut, sejumlah program lain telah berjalan, seperti pemutakhiran data Kartu Jakarta Pintar (KJP), pembangunan rumah susun, pengembangan kawasan transit oriented development (TOD), dan penggratisan 15 golongan pengguna Transjabodetabek.

Program lainnya seperti perpanjangan jam operasional sejumlah taman kota juga disebut telah terealisasi. Misalnya, Tebet Eco Park yang kini beroperasi hingga pukul 22.00.

Baca juga: Kepuasan Publik terhadap Pramono Urutan 5, Stafsus: Warga Jakarta Lebih Kritis

Lalu, lima taman lainnya termasuk Taman Ayodhya dan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu yang kini buka 24 jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Megapolitan
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Megapolitan
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Megapolitan
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap 'Ngebul' ke Muka Saya
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap "Ngebul" ke Muka Saya
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Megapolitan
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
Megapolitan
Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
Megapolitan
2 Pemotor Remaja Tewas Usai Tabrak Pembatas Jalan di Depok
2 Pemotor Remaja Tewas Usai Tabrak Pembatas Jalan di Depok
Megapolitan
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
Megapolitan
Klarifikasi Panitia Minta Rp 15.000 untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul: Untuk Operasional
Klarifikasi Panitia Minta Rp 15.000 untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul: Untuk Operasional
Megapolitan
Perbaikan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Depok Bakal Gunakan Anggaran BTT
Perbaikan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Depok Bakal Gunakan Anggaran BTT
Megapolitan
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau