Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang dan Parkir Liar Kuasai Trotoar Jalan Muwardi, Guiding Block Tunanetra Tertutup

Kompas.com - 31/10/2025, 12:07 WIB
Ridho Danu Prasetyo,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah trotoar di kawasan Jalan Muwardi dan Jalan Dr. Susilo, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, kini tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.

Pantauan Kompas.com, trotoar di dua ruas jalan itu digunakan warga untuk berdagang dan memarkir kendaraan, sehingga guiding block bagi pejalan kaki tunanetra tertutup dan tidak dapat digunakan.

Trotoar di sepanjang Jalan Muwardi terlihat dipenuhi lapak pedagang dengan tenda dan gerobak. Trotoar selebar sekitar 2,5 meter yang memiliki guiding block berwarna kuning di tengahnya kini tertutup oleh warung, kursi, meja, dan motor yang diparkir di atasnya.

Baca juga: Kios Dibongkar, Pedagang Pasar Barito Bertahan Buka Lapak di Trotoar

Sebagian pedagang meletakkan gerobak dagangan menempel ke tembok, tetapi area tengah trotoar digunakan sebagai tempat makan bagi pelanggan. Akibatnya, ruang untuk pejalan kaki menyempit dan guiding block kehilangan fungsi utamanya.

Beberapa pedagang tanpa tenda pun tetap memanfaatkan trotoar untuk berjualan, sementara sisa ruangnya digunakan sebagai lahan parkir kendaraan warga dan pekerja.

Motor terparkir tidak beraturan, bahkan sebagian mobil terlihat menempati sisi jalan dan tanjakan trotoar.

Hasil penelusuran Kompas.com, lapak bertenda paling banyak ditemukan di depan rumah warga di sisi Jalan Muwardi. Adapun deretan motor di atas trotoar sebagian besar milik pekerja di bangunan sekitar yang digunakan sebagai kantor atau tempat produksi.

Tim Kompas.com mencoba berjalan sejauh 300 meter di trotoar Jalan Muwardi. Pejalan kaki harus beberapa kali turun ke jalan aspal karena jalur trotoar tertutup lapak dagang dan motor.

Bagi pejalan kaki biasa, kondisi ini sudah menyulitkan, apalagi bagi tunanetra yang bergantung pada guiding block.

Padahal, kendaraan di jalan raya melintas cukup cepat—sekitar 40 kilometer per jam—sehingga berpotensi membahayakan mereka yang terpaksa turun ke badan jalan.

Baca juga: Tiang Monorel Mau Dibongkar, Warga: Lebih Baik Jadi Jalan daripada Trotoar

Trotoar sempit di Jalan Dr. Susilo

Kondisi serupa juga terlihat di trotoar Jalan Dr. Susilo. Lebarnya yang kurang dari satu meter membuat ruang bagi pejalan kaki sangat terbatas.

Bangunan di sisi jalan yang mayoritas berupa tempat usaha dan restoran menambah sempit ruang trotoar, karena sebagian tertutup pagar, bagian belakang mobil yang parkir, hingga tumpukan barang dagangan.

Pada beberapa titik, trotoar bahkan tertutup total oleh kendaraan, warung, serta pot tanaman dan tempat sampah yang diletakkan di luar rumah warga. Akibatnya, guiding block kembali tidak bisa diakses.

Selama pengamatan, Kompas.com tidak menemukan pejalan kaki yang menggunakan trotoar tersebut. Sebagian warga lebih memilih berjalan di trotoar seberang jalan, yang lebih lebar dan tidak tertutup kendaraan.

Agus (bukan nama sebenarnya), penjual ketoprak di Jalan Muwardi, mengaku sudah lebih dari tiga tahun berjualan di trotoar itu. Ia tinggal mengontrak di sekitar kawasan bersama istri dan anaknya.

Baca juga: Subadri dan Ularnya Menjaga Trotoar Jakarta dari Pengendara Motor

Halaman:


Terkini Lainnya
Warga: Tanggul di Pondok Kacang Prima yang Jebol Hanya Ditutupi Tanah Galian
Warga: Tanggul di Pondok Kacang Prima yang Jebol Hanya Ditutupi Tanah Galian
Megapolitan
Daftar Wilayah Jakarta yang Berpotensi Terdampak Banjir Rob hingga 11 November
Daftar Wilayah Jakarta yang Berpotensi Terdampak Banjir Rob hingga 11 November
Megapolitan
Kali Mampang yang Hanyutkan Remaja di Kuningan Barat Kerap Jadi Tempat Anak-anak Berenang
Kali Mampang yang Hanyutkan Remaja di Kuningan Barat Kerap Jadi Tempat Anak-anak Berenang
Megapolitan
Banjir Rob Diprediksi Terjadi di Pesisir Jakarta hingga 11 November
Banjir Rob Diprediksi Terjadi di Pesisir Jakarta hingga 11 November
Megapolitan
Ada Siswa Diduga Keracuna MBG, SPPG Meruya Selatan Ditutup Sementara
Ada Siswa Diduga Keracuna MBG, SPPG Meruya Selatan Ditutup Sementara
Megapolitan
Jeritan Hati Anak di Perumahan JGC soal Uji Coba RDF Rorotan: Baunya Busuk Sekali
Jeritan Hati Anak di Perumahan JGC soal Uji Coba RDF Rorotan: Baunya Busuk Sekali
Megapolitan
Layanan JAK41 Disetop, Penumpang Kesulitan Akses Transportasi
Layanan JAK41 Disetop, Penumpang Kesulitan Akses Transportasi
Megapolitan
Mencari Kerja di Job Fair Bersama Ibu
Mencari Kerja di Job Fair Bersama Ibu
Megapolitan
Dishub Larang Warga Parkir di Bahu Jalan PN Jakarta Utara
Dishub Larang Warga Parkir di Bahu Jalan PN Jakarta Utara
Megapolitan
Rangga, Tunanetra yang Datang ke Job Fair untuk Cari Peluang di Dunia Musik
Rangga, Tunanetra yang Datang ke Job Fair untuk Cari Peluang di Dunia Musik
Megapolitan
Sebelum Jebol, Warga Sempat Lihat Rembesan Air di Tanggul Pondok Kacang Prima
Sebelum Jebol, Warga Sempat Lihat Rembesan Air di Tanggul Pondok Kacang Prima
Megapolitan
TPU di Depok Masih Mampu Tampung 15.000 Makam Baru
TPU di Depok Masih Mampu Tampung 15.000 Makam Baru
Megapolitan
Dilarang Lari di Jalur Busway, Transjakarta Ingatkan dengan Tegas
Dilarang Lari di Jalur Busway, Transjakarta Ingatkan dengan Tegas
Megapolitan
Usai Dijarah, Sahroni Gelar Doa Bersama dan Minta Izin Warga untuk Bangun Rumah Kembali
Usai Dijarah, Sahroni Gelar Doa Bersama dan Minta Izin Warga untuk Bangun Rumah Kembali
Megapolitan
Polisi: Status Onad Masih Korban Penyalahgunaan Narkoba
Polisi: Status Onad Masih Korban Penyalahgunaan Narkoba
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat