Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Bervariasi, Data Ketenagakerjaan Bikin Dow Berhenti dari Kenaikan 4 Kali Berturut-turut

Kompas.com - 05/06/2025, 07:09 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau yang biasa dikenal dengan Wall Street ditutup dengan hasil bervariasi pada perdagangan yang berakhir Rabu (4/6/2025) sore waktu setempat (Kamis pagi WIB).

Indeks Dow Jones Industrial Average turun setelah data perekrutan sektor swasta mencapai level terendah dalam lebih dari dua tahun.

Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan ketidakpastian kebijakan yang membebani ekonomi AS.

Baca juga: Wall Street Menguat, Saham Pembuat Chip Nvidia jadi Penopang

Dow yang terdiri dari 30 saham blue chip ini melemah 91,90 poin, atau 0,22 persen, dan berakhir pada level 42.427,74.

Indeks saham unggulan tersebut menghentikan kenaikan empat hari berturut-turut.

Lalu, indeks saham S&P 500 naik tipis 0,01 persen dan ditutup pada level 5.970,81.

Sementara itu, indeks Nasdaq Composite menguat 0,32 persen dan ditutup pada 19.460,49.

Laporan dari perusahaan pemrosesan penggajian ADP menunjukkan bahwa penggajian hanya bertambah 37.000 pada bulan tersebut.

Jumlah itu kurang dari angka 60.000 yang direvisi turun pada April dan di bawah perkiraan konsensus sebesar 110.000 yang diharapkan oleh para ekonom.

Laporan tersebut memberikan gambaran yang suram atas laporan penggajian nonpertanian pemerintah yang sangat penting pada Jumat.

Saat ini, para ekonom berharap menunjukkan peningkatan sebanyak 125.000 pekerjaan pada Mei.

Adapun, Presiden AS Donald Trump mengecam Ketua Federal Reserve Jerome Powell tepat setelah angka-angka tersebut keluar.

Trump beranggapan Powell terlambat dan harus memangkas suku bunga.

Sebagai catatan, Wall Street mengalami peningkatan yang solid dengan kenaikan tajam pada saham teknologi yang memungkinkan investor untuk mengabaikan kekhawatiran tentang tarif atau ekonomi.

Pada Selasa, Dow menguat lebih dari 200 poin, atau 0,5 persen pada.

Tren keuntungan yang terjadi baru-baru ini membuat investor semakin yakin bahwa saham telah berubah arah terkait kebijakan tarif.

Hal itu terutama setelah serangkaian pembalikan kebijakan Trump meyakinkan para pedagang bahwa Gedung Putih menggunakan tarif tinggi sebagai alat negosiasi.

Di samping itu, pengadilan federal AS yang membatalkan tarif presiden minggu lalu menambah harapan bahwa pasar telah memperhitungkan bea masuk terburuk, meskipun bea masuk tersebut kemudian diberlakukan kembali sementara oleh pengadilan banding.

Baca juga: Kala Donald Trump Dijuluki TACO Trade...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau