NEW YORK, KOMPAS.com - Saat ini istilah TACO trade menjadi perbincangan pasar dan politik di Amerika Serikat. Lalu apa itu TACO trade?
TACO merupakan akronim “Trump Always Chickens Out”. Ini merujuk kepada kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump yang sering berubah-ubah, alias tidak konsisten.
Hal itu membuat kebingungan di pasar keuangan.
Simak asal-usul, dampaknya terhadap pasar, dan bagaimana Trump menanggapinya.
Baca juga: Trump Akan Gandakan Tarif Impor Baja Jadi 50 Persen
TACO adalah akronim sinis dari “Trump Always Chickens Out” (Trump Selalu Mundur), yang dicetuskan oleh seorang kolumnis Financial Times.
Istilah ini merujuk pada pola yang kerap terjadi selama pemerintahan Donald Trump: pengumuman tarif besar-besaran yang mengguncang pasar, diikuti oleh penundaan atau pelunakan kebijakan tersebut yang membuat pasar kembali pulih.
TACO trade mencerminkan dinamika yang khas di era Trump, di mana ketidakpastian kebijakan perdagangan memicu volatilitas tinggi di pasar saham dan valuta asing.
Beberapa contoh kasus nyata yang dianggap bagian dari TACO trade antara lain:
Tarif terhadap Uni Eropa:
Trump mengumumkan tarif sebesar 50 persen atas produk dari UE, yang menyebabkan indeks saham turun tajam. Dua hari kemudian, ia menunda penerapan tarif tersebut. Hasilnya? Pasar langsung pulih.
Tarif Global 2 April:
Trump mengumumkan tarif resiprokal yang sangat tinggi terhadap hampir seluruh negara. Namun seminggu kemudian, tarif diturunkan menjadi 10 persen untuk masa percobaan 90 hari, dan pasar mencatat salah satu reli satu hari terbesar dalam sejarah.
Perang dagang dengan China:
Trump sempat menaikkan tarif terhadap China hingga 145 persen, lalu menurunkannya menjadi 30 persen setelah pembicaraan dagang dimulai.
Baca juga: Pengadilan Banding Federal Tanggukan Putusan Pengadilan Dagang soal Tarif Trump
Menanggapi istilah TACO trade dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Trump membantah keras bahwa ia bersikap pengecut.
“Kamu menyebut itu pengecut? Itu namanya negosiasi,” ujar Trump.
Ia mengklaim bahwa ancaman tarif yang tinggi justru memberikan Amerika Serikat posisi tawar yang lebih kuat dalam pembicaraan dagang, terutama dengan Uni Eropa dan China.
Trump bahkan menyebut bahwa strategi tersebut telah menghasilkan kesepakatan yang lebih menguntungkan bagi AS.