JAKARTA, KOMPAS.com – Ketidakpastian ekonomi global kini terasa hingga ke dapur rumah tangga. Bagi para pemilik rumah yang membelinya melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR), situasi ini menghadirkan tantangan tersendiri. Salah satunya adalah menghadapi risiko kenaikan suku bunga KPR yang mengambang (floating rate).
Tak sedikit yang mulai merasa waswas. Salah satunya adalah Lynda (30), pekerja swasta yang sudah lima tahun mencicil rumah melalui salah satu bank milik negara (Himbara).
“Jujur aku itu sekarang takut banget, karena ekonomi yang enggak jelas. Takut bunga bank naik, takut kena PHK. Kalau bunga naik, makin susah ini,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (9/4/2025).
Kekhawatiran Lynda bukan tanpa alasan. Dengan cicilan KPR yang sifatnya floating, ia harus siap menghadapi lonjakan angsuran ketika suku bunga naik. Situasi ini diperparah dengan kebutuhan pemeliharaan rumah yang juga menyedot dana tidak sedikit.
“Belum lagi harus maintenance rumah yang enggak murah kan. Tapi ya jalani saja. Sekarang sangat hati-hati di keuangan,” tambahnya.
Baca juga: Jual Emas demi Lunasi Rumah, Secuil Cerita Pejuang KPR yang Terjepit Ketidakpastian 2025
Sistem bunga floating pada KPR membuat cicilan bisa berubah sewaktu-waktu tergantung pada suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Ketika kondisi ekonomi global tidak menentu, bank bisa menaikkan bunga kredit demi menjaga likuiditas, yang berdampak langsung ke para debitur.
Dalam kondisi seperti ini, opsi memindahkan KPR (take over) ke bank lain yang menawarkan bunga tetap (flat) atau skema syariah menjadi pertimbangan.
Baca juga: Strategi Bertahan Pejuang KPR Hadapi Bunga Floating: Pindah Bank
Lynda mulai mempertimbangkan take over KPR ke bank swasta seperti BCA atau ke Bank Syariah Indonesia (BSI), setelah mendengar bunga yang ditawarkan lebih kompetitif.
“Aku ada niat pindah ke BSI atau BCA. Kata temanku lebih murah. Di Himbara mahal, aku hitung-hitung kok rugi,” ujarnya.
Namun, Lynda menyadari langkah ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih membuatnya menahan diri dari keputusan berisiko.
Baca juga: Cerita Pejuang KPR Bertahan di Tengah Himpitan: Sempat Kepikiran Jual Rumah Jika Kena PHK...
Tips dari Lynda bagi Calon Pejuang KPR:
“Kalau enggak bisa komitmen jangka panjang, sebenarnya ngontrak lebih bagus sih. Setahun atau dua tahun dulu sambil lihat ekonomi,” tambah Lynda.
Baca juga: Apa Saja Perlindungan OJK buat Para Pejuang KPR? Simak Aturan-aturannya