JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus berkomitmen untuk memperkuat ketahanan energi nasional melalui pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) guna mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Hal ini sejalan dengan PT Kanz Sapta Energi, anak usaha Muara Energi yang mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) Kanzy 3 di Bengkulu.
PLTM Kanzy 3 menandatangani kerja sama dengan PT PLN (Persero) UID S2JB.
Baca juga: PLTM Madong Beroperasi, Bisa Berkontribusi Rp 63 Miliar di 2022
“Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk memperkuat komitmen kami dalam mendukung program pemerintah dalam penyediaan energi bersih dan berkelanjutan,” kata Komisaris Muara Energi Billy Tjandra dalam siaran pers, Kamis (5/6/2025).
“Melalui kolaborasi dengan PLN, kami ingin memastikan bahwa energi yang dihasilkan dari sumber terbarukan seperti minihidro dapat disalurkan secara maksimal kepada masyarakat, sekaligus mempercepat transisi energi nasional menuju energi yang ramah lingkungan," jelas dia.
Dalam kerja sama dengan PLN, PLTM Kanzy 3 menggunakan tenaga minihidro, pembangkit listrik tenaga air berskala kecil, umumnya dengan kapasitas di bawah 10 MW, yang memanfaatkan aliran sungai atau saluran irigasi tanpa membangun bendungan besar.
“Manfaatnya sangat signifikan, baik bagi manusia maupun lingkungan. Bagi manusia, minihidro menyediakan energi listrik yang stabil dan ramah lingkungan, terutama di daerah terpencil. Sementara bagi alam, teknologi ini memiliki dampak lingkungan yang minimal karena tidak merusak ekosistem sungai secara besar-besaran,” ungkap Billy.
Baca juga: Operasikan PLTM Kanzy, Kini PLN Punya 16 Pembangkit Hijau di Jawa Timur
PLTA Kanzy 3 beroperasi secara komersial setelah melewati proses pengujian dan sertifikasi yang ketat.
Dengan kapasitas 5 MW, pembangkit ini memanfaatkan aliran Sungai Simpang Aur di Desa Taba Durian Sebakul, Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah.