Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munir Sara
Tenaga Ahli Anggota DPR RI

Menyelesaiakan Pendidikan S2 dengan konsentrasi kebijakan publik dan saat ini bekerja sebagai tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi XI

Ketika Mesin Industri Tak Lagi Berdentang

Kompas.com - 07/06/2025, 06:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jika kita rujuk Stiglitz, maka ini bentuk nyata dari market failure yang disebabkan oleh ketidakpastian regulasi dan asimetri informasi antara pelaku usaha dan pemerintah.

Produsen tidak yakin apakah kebijakan akan konsisten, dan investor tidak tahu apakah fasilitas akan bertahan lama.

Baca juga: Penurunan Tingkat Pengangguran dan Lonjakan Sektor Informal

Industri pengolahan kita kehilangan keyakinan. Dan dalam ekonomi, kehilangan keyakinan jauh lebih berbahaya dari kehilangan modal.

Pertumbuhan industri tak bisa hanya disuruh tumbuh. Ia harus diberi tanah yang sehat, udara yang bersih, dan cahaya insentif yang konsisten.

Pabrik-pabrik kita tak kekurangan mesin, tapi kekurangan kejelasan arah. Kebijakan industri perlu lebih dari sekadar stimulus—ia butuh narasi.

Narasi bahwa Indonesia bukan hanya tempat produksi, tapi juga tempat inovasi. Bahwa buruh bukan hanya tangan yang bekerja, tapi juga pikiran yang mencipta. Bahwa pasar bukan hanya soal angka, tapi soal keberanian untuk bertaruh pada masa depan.

Industri pengolahan tidak akan bangkit dengan sendirinya. Ia perlu ekosistem: infrastruktur logistik yang efisien, energi murah dan stabil, kepastian hukum, dan kejelasan arah sektor unggulan.

Perlu juga reformasi pendidikan vokasional, agar manusia yang masuk pabrik bukan sekadar tenaga, tetapi keterampilan yang hidup.

Mungkin sudah waktunya kita berhenti berharap industri bangkit karena himbauan. Ia harus dibangunkan, diberi alasan untuk tumbuh, dan diberi panggung untuk bersuara. Karena tanpa industri yang kuat, ekonomi kita hanyalah pasar yang memutar barang asing.

Di ujung semua data ini, kita tak hanya melihat lambatnya pertumbuhan. Kita melihat pesan: bahwa pembangunan butuh lebih dari beton dan baja. Ia butuh keberanian untuk percaya, dan konsistensi untuk bertindak.

Solusi bukan sekadar tentang memberi subsidi atau memangkas pajak, melainkan merajut kembali kepercayaan antara negara dan pelaku usaha.

Pemerintah perlu mempercepat implementasi insentif fiskal yang bersifat targeted—bukan luas merata seperti hujan di musim kemarau.

Baca juga: Kufur Nikmat dan Derita Pencari Kerja

Tax allowance dan super deduction harus diarahkan secara spesifik pada subsektor industri pengolahan yang memiliki potensi ekspor tinggi dan efek ganda besar terhadap penyerapan tenaga kerja.

Regulasi perizinan dan kepabeanan juga mesti dipangkas, bukan hanya dalam bentuk aplikasi digital, tapi dalam logika dan prosesnya—agar tak menjadi ritual tanpa fungsi. Karena industri bukan butuh basa-basi deregulasi, tapi kejelasan dan kepastian bertindak.

Selain itu, perlu kebijakan industrialisasi yang berbasis permintaan domestik. Pemerintah harus menjadi pembeli pertama (first mover) dalam mendorong kapasitas manufaktur nasional—mulai dari pengadaan alat kesehatan dalam negeri, bahan baku pupuk, hingga komponen kendaraan listrik.

Halaman:


Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau