JAKARTA, KOMPAS.com - Pola pergerakan harga bitcoin (BTC) yang disebut-sebut mengikuti siklus empat tahun disebut-sebut telah berubah.
Siklus bitcoin merujuk pada pola pergerakan harga selama empat tahun yang dipicu oleh peristiwa halving, yaitu pengurangan imbalan (reward) bagi penambang Bitcoin yang sudah tertulis dalam kode mata uang digital ini.
Halving terjadi sekitar setiap empat tahun. Peristiwa terakhir berlangsung pada April 2024, setelah sebelumnya terjadi pada Mei 2020.
Baca juga: Siklus Empat Tahunan Bitcoin Disebut Mulai Berubah, Apa Dampaknya?
Total Bitcoin yang akan beredar hanya 21 juta unit. Biasanya, setelah halving, harga bitcoin akan melonjak hingga mencetak rekor tertinggi baru, sebelum anjlok sekitar 70 sampai 80 persen dan memasuki fase crypto winter (penurunan harga berkepanjangan).
Setelah itu, harga bergerak datar hingga mendekati halving berikutnya, lalu siklus berulang.
Chief Investment Officer Bitwise Asset Management mengatakan, jika pola ini benar-benar berubah, dampaknya akan signifikan terhadap cara investor menilai pergerakan harga bitcoin dan menentukan waktu terbaik untuk berinvestasi.
Baca juga: Investor Besar Tarik Dana dari Kripto, Harga Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) Turun Tajam
“Secara resmi belum berakhir sampai kita melihat imbal hasil positif pada 2026. Namun, saya rasa kita akan melihat itu. Jadi, mari katakan: siklus empat tahun sudah berakhir,” ujarnya, dikutip dari CNBC, Minggu (10/5/2025).
Harga Bitcoin mencetak rekor tertinggi di atas 73.000 dollar AS pada Maret 2024, atau sebulan sebelum halving, berbeda dari pola sebelumnya yang biasanya terjadi 12 hingga 18 bulan setelah halving.