Profil Ricky Perdana Gozali, Deputi Gubernur BI yang Dilantik Hari Ini

Seperti apa profil Ricky Perdana Gozali? Berikut ringkasannya.

Baca juga: Ricky Perdana Gozali Terpilih Jadi Deputi Gubernur BI 2025–2030

Profil Ricky Perdana Gozali

Ricky memulai karier di Kantor Perwakilan BI Semarang (1995–1998). Ia lalu pindah ke Departemen Pengelolaan Devisa hingga 2004, sebelum dipercaya menjadi Chief Dealer di Kantor Perwakilan BI New York selama empat tahun.

Setelah kembali ke Indonesia, karier Ricky terus naik. Ia dipercaya menangani manajemen investasi, hubungan internasional, hingga perwakilan BI di berbagai provinsi.

Ricky adalah Sarjana Manajemen dari Universitas Pancasila dan menyandang gelar Magister Manajemen Universitas Indonesia.

Saat ini ia masih menjabat Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta. Sebelumnya ia pernah memimpin kantor perwakilan di Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Gorontalo.

Baca juga: BI Siap Uji Coba Payment ID, Pantau Detail Transaksi Warga

Berikut jejak lengkap karier Ricky Perdana Gozali.

• Direktur Senior, Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta (1 Juni 2025–sekarang)
• Direktur Senior, Kepala Perwakilan BI Sumatera Selatan (2023–2025)
• Direktur Senior, Kepala Perwakilan BI Kalimantan Timur (2022–2023)
• Direktur, Kepala Grup Kebijakan Internasional (2021–2022)
• Direktur, Kepala Grup Hubungan Internasional (2019–2021)
• Wakil Direktur, Kepala Perwakilan BI Gorontalo (2018–2019)
• Deputi Direktur, Kepala Divisi Analisa Pasar Internasional (2014–2018)
• Deputi Direktur, Kepala Divisi Manajemen Valuta Asing (2013–2014)
• Deputi Direktur, Pengelola Portofolio Senior, Divisi Manajemen Investasi (2012–2013)
• Asisten Direktur, Pengelola Portofolio Madya, Divisi Manajemen Investasi (2011–2012)
• Asisten Direktur, Kepala Divisi Pasar Uang dan Modal, YKKBI (2008–2010)
• Manajer, Chief Dealer BI New York (2004–2008)
• Manajer, Dealer, Departemen Pengelolaan Devisa (2002–2004)
• Staf, Dealer Junior, Departemen Pengelolaan Devisa (1998–2002)
• Staf, Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah–Semarang (1995–1998)