JAKARTA, KOMPAS.com - Terdapat pemandangan yang sedikit berbeda dari biasanya di Gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada hari ini, Senin (1/9/2025).
Gedung tempat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bekerja ini dijaga ketat oleh personel Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, personel TNI yang berjaga ini berasal dari Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara.
Setidaknya ada 10 personel Kopasgat yang berjaga di pintu masuk Gedung Kemenkeu.
Baca juga: Sri Mulyani Akhirnya Buka Suara soal Video Viral Guru Beban Negara
Namun, yang berjaga di luar hanya 2 orang, sementara sebagian lainnya berjaga di pos keamanan.
Personel TNI AU ini berjaga bersama 2 orang satpam Kemenkeu sembari sesekali menghampiri kendaraan dan orang yang hendak masuk gedung.
Mereka telah berjaga di Gedung Kemenkeu yang berlokasi di Jalan Dr. Wahidin Raya, Jakarta Pusat, sejak pukul 10.00 WIB, dan sampai berita ini ditulis, masih terlihat gerombolan personel TNI AU tersebut.
Seiring dengan hadirnya personel TNI AU ini, pintu masuk kawasan kantor Kemenkeu lainnya ditutup.
Hanya gerbang masuk utama saja yang dibuka.
Tidak hanya itu, aktivitas di dalam kawasan Kemenkeu juga terlihat lebih sepi dari biasanya.
Kompas.com telah berupaya menanyakan tujuan penjagaan petugas TNI di Gedung Kemenkeu kepada Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Deni Surjantoro, namun hingga berita ini ditulis, masih belum ada jawaban yang diberikan.
Diduga, penjagaan ini dilakukan imbas rumah Sri Mulyani di kawasan Bintaro Sektor 3A, Tangerang Selatan, yang dijarah massa pada Minggu (31/8/2025) dini hari.
Sebagai informasi, rumah Sri Mulyani didatangi massa tak dikenal pada Minggu dini hari. Peristiwa ini disertai aksi penjarahan yang berlangsung dalam dua gelombang.
“Gelombang pertama sekitar jam satu (dini hari), gelombang kedua terjadi sekitar jam tiga (dini hari),” ujar staf pengamanan rumah, Joko Sutrisno, Minggu.
Warga sekitar rumah menerangkan bahwa rumah Sri Mulyani sedang tidak dihuni pada saat aksi penjarahan berlangsung. Hanya ada Joko dan satu keluarga kerabat yang kemudian diungsikan ke rumah tetangga. “Bu Sri tidak ada di rumah kok,” kata seorang warga, Renzi, diamini Joko.
Dari pantauan warga sekitar, jumlah massa yang datang semakin membesar pada gelombang kedua, bahkan melibatkan ratusan hingga mendekati seribuan orang.
“Saya hanya bisa menyaksikan dari balik tirai rumah saya saja, tak berani keluar, karena banyak sekali orang-orang yang datang,” ujar seorang tetangga yang enggan disebutkan namanya.
Beberapa saksi mata menyebut massa yang datang kebanyakan berusia muda, dengan perkiraan usia tertua sekitar 25 tahun. Ada pula yang membawa senjata tajam dan drone.
Baca juga: Saat Menkeu Sri Mulyani Irit Bicara Usai Dikabarkan Mundur dari Kabinet Prabowo...
Disclaimer: Pemberitaan ini untuk kepentingan informasi publik, agar hak masyarakat untuk tahu tetap terjaga. Redaksi menolak kekerasan/perusakan/pembakaran/penjarahan, karena bangsa ini hanya akan kuat jika kita setia melindungi sesama, merawat fasilitas umum, dan menjaga dunia usaha tetap berjalan agar ekonomi tak makin terpuruk. Tetap tenang, jangan terprovokasi, jadikan negeri ini rumah aman buat kita semua, dan utamakan sumber informasi yang kredibel.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini