JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen Human Capital & Administrasi PT PLN Dedi Budi Utomo mengungkapkan bahwa pihaknya setiap tahunnya mengirimkan 200 pegawainya ke luar negeri untuk belajar transisi energi.
Hal itu, menurut dia, menjadi salah satu upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) perusahaan yang lebih adaptif dan menjawab tantangan-tantangan perusahaan.
“Kita ingin menjadikan SDM kita yang dulunya operator menjadi insan-insan yang bisa menciptakan value, meningkatkan daya saing, dan punya dampak lebih ke ekonomi, sosial, dan lingkungan,” ujarnya dalam acara Indonesia Human Capital & Beyond Summit 2025 yang diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang, Selasa (2/9/2025).
"Kami rata-rata setahun sekitar 150-200 orang pegawai PLN dari beberapa negeri terbaik ke luar negeri untuk belajar masalah digitalisasi, transisi energi, dan penetrasi," lanjut Dedi.
Baca juga: Pemerintah Kebut Susun Perpres Pengolahan Sampah Jadi Listrik
Bahkan sebut dia, pihaknya setiap tahun menargetkan ada sekitar 800-1.000 pegawai PLN keterampilannya ditingkatkan atau up-skilling.
Upaya ini diharapkan bisa membantu perusahaan dalam mencapai target penambahan kapasitas pembangkit listrik mencapai 69,5 Gigawatt (GW) hingga 2034.
Penambahan kapasitas ini termaktub dalam dokumen Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk periode 2025-2034.
Selain itu, PLN juga menargetkan 76 persen dari penambahan kapasitas itu berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT), termasuk energi nuklir. “Saya pikir kalau SDM-nya tidak bisa atau tidak memiliki ilmu yang cukup, saya pikir PLN tidak bisa menjalankan atau membangun 69,5 GW itu sendiri,” katanya.
Sebagai informasi, dalam RUPTL 2025-2034, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW).
Target ini dibagi dalam dua periode, yaitu lima tahun pertama sebanyak 27,9 GW dan lima tahun kedua 41,6 GW.
Rencana penambahan pembangkit itu sebanyak 76 persen terdiri dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebanyak 42,6 GW, termasuk energi hidro, panas bumi, surya, nuklir, dan bioenergi, serta kapasitas storage sebesar 10,3 GW.
Penambahan EBT terbesar di Jawa, Madura, dan Bali, yaitu 19,6 GW.
Di Sumatera akan ada penambahan EBT sebesar 9,5 GW, Kalimantan 3,5 GW, dan Sulawesi 7,7 GW. Lalu, ada penambahan di Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara dengan total 2,3 GW.
Baca juga: Tarif Listrik per kWh September 2025 Semua Golongan Pelanggan PLN
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini