JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam kondisi ekonomi yang penuh tantangan saat ini, mencari kerja bisa menjadi proses yang panjang dan membuat frustrasi.
Akhirnya, ada saja pencari kerja terpaksa berbohong agar terlihat sebagai kandidat yang lebih baik untuk suatu posisi.
Dikutip dari CNBC, Rabu (3/9/2025), laporan terbaru dari FlexJobs menemukan 1 dari 3 pencari kerja mengaku berbohong di resume mereka, mulai dari berpura-pura antusias hingga menutupi kekurangan.
Baca juga: 7 Red Flag di Resume yang Bikin Perekrut Langsung Menolak Anda
Pakar SDM Hebba Youssef mengatakan bahwa ia melihat peningkatan anjuran, terutama di media sosial, agar kandidat kerja "berbohong saja" di resume dan wawancara kerja.
Baginya, keputusasaan mereka masuk akal.
"Dunia ini terlalu mahal bagi kita untuk tidak memiliki pekerjaan," katanya.
Youssef bersimpati kepada para pencari kerja tersebut. Menurut dia, banyak dari kita berbohong dalam wawancara hanya karena kita perlu menampilkan yang terbaik.
Baca juga: Hindari 2 Kesalahan Umum Ini agar Resume Dilirik HRD
Ia merasa itu bukan hal yang negatif, tetapi ia biasanya dapat mengetahui kapan kandidat melebih-lebihkan kebenaran.
Menurut Youssef, jika seorang kandidat tidak dapat menguraikan pengalaman yang mereka cantumkan di resume, itu mungkin merupakan tanda peringatan bahwa mereka tidak jujur.
Kandidat tingkat menengah hingga senior harus dapat membahas bagaimana kepemimpinan mereka telah membuat perbedaan di perusahaan, ujarnya.
“Anda harus dapat menggambarkan dampak pekerjaan Anda. Jika Anda tidak dapat memberi saya contoh dan menjelaskan dampaknya, itu sedikit menjadi tanda bahaya bagi saya," jelas Youssef.