JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, tren perpindahan penduduk dari desa ke kota atau urbanisasi harus disikapi dengan matang.
Pasalnya menurut AHY, sebanyak 70 persen warga Indonesia akan bekerja dan tinggal di perkotaan dalam beberapa waktu mendatang.
"Tren yang juga harus kita sikapi adalah urbanisasi. Urbanisasi ini, ya suka tidak suka akan memaksa para pemimpin dan juga urban planners untuk mempersiapkan kota-kota," ujar AHY dalam acara Green Initiative Conference di Jakarta, Senin (18/9/2025).
"70 persen (warga) nanti akan hidup dan bekerja di kota. Pertanyaannya adalah apakah kota-kota di Indonesia juga sudah siap untuk menampung jutaan penduduk yang bermigrasi dari desa ?" lanjutnya.
Baca juga: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Butuh Dana Besar, AHY Terus Komunikasi dengan Danantara
Ia menyebut urbanisasi yang terus menerus bisa menimbulkan banyak persoalan baru di kota.
Bukan hanya kemacetan dan polusi, tapi juga kemiskinan dan ketimpangan sosial antara mereka yang kaya dan mereka yang tidak mampu di perkotaan.
"Ini adalah masalah yang juga harus kita sikapi. Belum lagi kita bicara krisis sampah.
Di kota-kota besar, itu produksi sampah 1.000 ton per hari. Jakarta sendiri kurang lebih 7.000 ton per hari," ungkap AHY.
"Pertanyaannya ketika sampah sudah menggunung, bagaimana kita bisa menguranginya? Perlu intervensi teknologi, perlu ada polisi yang tepat, perlu ada kesadaran warga. Bukan hanya urusan satu dua kalangan, tapi ini urusan setiap warga negara," jelasnya.
AHY menambahkan, sampah harus bisa dikurangi dengan mengkonversinya menjadi energi yang baru dan terbarukan.
Baca juga: AHY: Seharusnya Makin Banyak Warga RI Masuk Kelas Menengah, yang Miskin Berkurang
Diberitakan sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melaporkan Indonesia belum mampu memanfaatkan urbanisasi sebagai mesin kesejahteraan.
Padahal, sejak 2010 mayoritas penduduk tinggal di kota, dan pada 2045 proporsinya diproyeksikan melonjak menjadi 72,9 persen.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menilai, kontribusi kota terhadap ekonomi masih rendah.
“Setiap 1 persen pertumbuhan perkotaan hanya meningkatkan PDB per kapita sebesar 1,4 persen,” ujarnya dalam peluncuran Dokumen Kebijakan Perkotaan Nasional (KPN) 2025, Senin (25/9/2025).