JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengingatkan Perum Bulog agar tidak main-main dalam menjaga kualitas beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang disalurkan ke masyarakat.
Stok beras yang kini mencapai 3,9 juta ton harus sampai ke tangan penerima dalam kondisi baik, bukan dalam keadaan rusak apalagi terbuang.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyebut stok beras nasional saat ini mencapai 3,9 juta ton. Dari jumlah itu, 360.000 ton sudah dialokasikan untuk bantuan pangan dan 500.000 ton untuk kebutuhan lain, sehingga total yang keluar baru sekitar 800.000 ton.
Baca juga: Pengamat: Bulog Kerepotan Serap Gabah Semua Kualitas, Harga Beras Jadi Mahal
Ilustrasi beras. HET beras terbaru.Oleh karena itu, Arief meminta Bulog tetap menjaga stok beras agar tidak rusak atau terbuang percuma. Apabila kualitas beras tidak dijaga, potensi disposal bisa terjadi padahal kebutuhan pangan masyarakat masih tinggi.
“Stok beras kita saat ini ada 3,9 juta ton. Kalau dikeluarkan bantuan pangan 360.000 ton, dikurangi lagi 500.000 ton, itu baru 800 sekian ribu ton. Nanti akhir tahun kemungkinan sisa sekitar 3 juta ton yang untuk stabilisasi lagi di awal 2026,” ujar Arief lewat keterangan pers, Rabu (1/10/2025).
Setiap butir beras dalam cadangan pemerintah harus sampai ke tangan penerima dalam kondisi baik dan layak konsumsi, bukan sebaliknya menjadi beban negara.
Baca juga: Ditemukan Beras Tak Layak Konsumsi di Gudang Bulog, Apa Penyebabnya?
“Jadi jangan sampai barangnya rusak, kemudian nanti malah disposal. Padahal hari ini kita masih perlu banyak. Jadi tak boleh terbuang,” paparnya.
“Pokoknya prinsip yang pertama, semua bantuan pangan yang sudah ditugaskan ke Bulog harus dalam kondisi yang bagus dan baik. Jadi memang harus di reprocess atau di QC (quality control), harus sampai ke masyarakat penerima dalam kondisi baik,” beber Arief.