Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Hilirisasi, Mentan Klaim Banyak Investor Lirik Sektor Gula

Kompas.com - 31/10/2025, 17:57 WIB
Suparjo Ramalan ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengklaim banyak investor mulai melirik peluang di sektor gula seiring dibukanya keran investasi untuk mendukung program swasembada dan hilirisasi komoditas perkebunan dan hortikultura.

Gula menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan impor. Komoditas ini juga menjadi bahan baku utama produksi etanol.

Amran mengaku siap memfasilitasi investor yang ingin menanamkan modal di industri hilirisasi gula, baik dalam pengolahan maupun pengembangan lahan tebu baru.

“Ya, dibuka investasi. Kamu mau investasi, aku buka,” ujar Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Baca juga: Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula

Menurutnya, minat investor terhadap sektor hilirisasi gula cukup tinggi.

“Oh, banyak yang tertarik. Banyak yang tertarik. Doakan, sekarang pangan, perkebunan, gula menjadi prioritas kami salah satunya,” paparnya.

Meski enggan membeberkan jumlah investor yang sudah menyatakan minat, Amran menegaskan langkah membuka investasi menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk mempercepat hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan, terutama di bidang gula.

Langkah ini juga sejalan dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, yang sebelumnya menekankan pentingnya pengembangan lahan tebu baru guna mendukung kebijakan pencampuran etanol 10 persen (E10) pada bahan bakar bensin.

Baca juga: Kemenperin: RI Butuh 700.000 Hektare Lahan untuk Bisa Swasembada Gula

Zulkifli menyebut, untuk mencapai target tersebut, Indonesia membutuhkan tambahan sekitar satu juta hektare lahan tebu baru.

“Kalau tambah 10 persen saja, maka kita perlu sejuta kebun tebu. Dan di mana tanah nanti untuk metanol akan ditanam orang singkong? Nggak akan ada lagi tanah kosong,” kata Zulhas beberapa waktu lalu.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau