Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Indonesia Kirim 4.650 Ton Pupuk Subsidi ke Sumbawa, HET Turun 20 Persen

Kompas.com - 31/10/2025, 17:48 WIB
Yohana Artha Uly,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BONTANG, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim mengirim 4.650 ton pupuk subsidi jenis Urea ke Sumbawa, Nusa Tenggara Timur (NTB).

Pupuk yang dikirim tersebut sudah mengalami penurunan harga eceran tertinggi (HET) sebesar 20 persen.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, pupuk menjadi elemen yang penting dalam sektor pertanian yakni berkontribusi 62 persen terhadap produktivitas. Pengiriman pupuk ini pun untuk memenuhi kebutuhan petani seiring dimulainya musim tanam utama.

"Ini penting karena kita memasuki musim tanam utama dari siklus tanam di Indonesia. Musim tanam utama ini adalah musim puncak karena dilakukan pada saat musim hujan. Jadi kita mengantisipasi sebagaimana tahun-tahun sebelumnya terjadinya serapan pupuk yang cukup besar," ujarnya dalam acara Pelepasan Pupuk Urea Subsidi di Pelabuhan Tursina Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025).

Baca juga: Pupuk Indonesia Resmi Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di RI Senilai Rp 5 Triliun

Ia menuturkan, pupuk subsidi yang didistribusikan ke Sumbawa tersebut sudah memenuhi instruksi terbaru Presiden Prabowo Subianto yakni penurunan HET sebesar 20 persen yang mulai berlaku 22 Oktober 2025.

Ketentuan penurunan harga ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor 800/KPTS./SR.310/M/09/2025 tentang Jenis, Harga Eceran Tertinggi dan Alokasi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2025.

"Arahan Bapak Presiden dan sudah dilaksanakan, harga pupuk subsidi HET-nya diturunkan 20 persen," kata dia.

Harga terbaru pupuk subsidi yakni Urea turun dari Rp 2.250 menjadi Rp 1.800 per kilogram (kg), NPK dari Rp 2.300 menjadi Rp 1.840 per kg, PK Kakao dari Rp 3.300 menjadi Rp 2.640 per kg, ZA khusus tebu dari Rp 1.700 menjadi Rp 1.360 per kg, dan pupuk organik dari Rp 800 menjadi Rp 640 per kg.

Menurutnya, penurunan HET ini menunjukkan dukungan pemerintah dan perseroan terhadap petani dalam negeri guna mendorong peningkatan produksi pertanian.

Rahmad pun memastikan, penurunan harga akan tetap dibarengi dengan stok pupuk subsidi yang memadai, yakni sesuai alokasi yang ditetapkan pemerintah sebanyak 9,5 juta ton pada tahun ini.

Baca juga: Tindak Tegas Praktik Kecurangan Distribusi Pupuk Subsidi, Mentan Luncurkan Layanan “Lapor Pak Amran”

Saat ini stok yang ada di Pupuk Indonesia sebanyak 1,5 juta ton, dengan 1,1 juta ton di antaranya merupakan pupuk subsidi.

"Jadi kita cukup aman, karena produksi kita berjalan terus setiap hari. Di Pupuk Kaltim ini saja, setiap hari ada 10.000 ton urea dan 1.000 ton NPK setiap hari diproduksi. Jadi kami sangat optimis bisa memenuhi kebutuhan pupuk subsidi hingga akhir tahun," ucap Rahmad.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau