BONTANG, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim mengirim 4.650 ton pupuk subsidi jenis Urea ke Sumbawa, Nusa Tenggara Timur (NTB).
Pupuk yang dikirim tersebut sudah mengalami penurunan harga eceran tertinggi (HET) sebesar 20 persen.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, pupuk menjadi elemen yang penting dalam sektor pertanian yakni berkontribusi 62 persen terhadap produktivitas. Pengiriman pupuk ini pun untuk memenuhi kebutuhan petani seiring dimulainya musim tanam utama.
"Ini penting karena kita memasuki musim tanam utama dari siklus tanam di Indonesia. Musim tanam utama ini adalah musim puncak karena dilakukan pada saat musim hujan. Jadi kita mengantisipasi sebagaimana tahun-tahun sebelumnya terjadinya serapan pupuk yang cukup besar," ujarnya dalam acara Pelepasan Pupuk Urea Subsidi di Pelabuhan Tursina Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025).
Baca juga: Pupuk Indonesia Resmi Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di RI Senilai Rp 5 Triliun
Ia menuturkan, pupuk subsidi yang didistribusikan ke Sumbawa tersebut sudah memenuhi instruksi terbaru Presiden Prabowo Subianto yakni penurunan HET sebesar 20 persen yang mulai berlaku 22 Oktober 2025.
Ketentuan penurunan harga ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor 800/KPTS./SR.310/M/09/2025 tentang Jenis, Harga Eceran Tertinggi dan Alokasi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2025.
"Arahan Bapak Presiden dan sudah dilaksanakan, harga pupuk subsidi HET-nya diturunkan 20 persen," kata dia.
Harga terbaru pupuk subsidi yakni Urea turun dari Rp 2.250 menjadi Rp 1.800 per kilogram (kg), NPK dari Rp 2.300 menjadi Rp 1.840 per kg, PK Kakao dari Rp 3.300 menjadi Rp 2.640 per kg, ZA khusus tebu dari Rp 1.700 menjadi Rp 1.360 per kg, dan pupuk organik dari Rp 800 menjadi Rp 640 per kg.
Menurutnya, penurunan HET ini menunjukkan dukungan pemerintah dan perseroan terhadap petani dalam negeri guna mendorong peningkatan produksi pertanian.
Rahmad pun memastikan, penurunan harga akan tetap dibarengi dengan stok pupuk subsidi yang memadai, yakni sesuai alokasi yang ditetapkan pemerintah sebanyak 9,5 juta ton pada tahun ini.
Baca juga: Tindak Tegas Praktik Kecurangan Distribusi Pupuk Subsidi, Mentan Luncurkan Layanan “Lapor Pak Amran”
Saat ini stok yang ada di Pupuk Indonesia sebanyak 1,5 juta ton, dengan 1,1 juta ton di antaranya merupakan pupuk subsidi.
"Jadi kita cukup aman, karena produksi kita berjalan terus setiap hari. Di Pupuk Kaltim ini saja, setiap hari ada 10.000 ton urea dan 1.000 ton NPK setiap hari diproduksi. Jadi kami sangat optimis bisa memenuhi kebutuhan pupuk subsidi hingga akhir tahun," ucap Rahmad.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang