Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid

Kompas.com - 03/11/2025, 09:45 WIB
Suparjo Ramalan ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak fluktuatif sepanjang pekan ini, seiring padatnya jadwal rilis data ekonomi domestik yang dinilai mempengaruhi arah pasar.

Data yang dinanti investor antara lain pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025, Indeks Purchasing Managers' Index (PMI) atau indeks kesehatan sektor manual , dan inflasi pada Oktober tahun ini.

Sedangkan bagi investor yang mempunyai time horizon yang panjang, musim rilis laporan keuangan menjadi waktu penting untuk mengevaluasi kinerja emitennya dan melihat apakah kinerja kuartal III sesuai dengan target atau masih jauh dari target.

Baca juga: IHSG Melaju ke 8.231, Awal Pekan Dibuka Hijau Didorong Sentimen Global

Momen rilis laporan keuangan juga waktu bagi investor untuk kembali mencari emiten-emiten yang tumbuh atau turn around dari kinerja historisnya.

Di tengah ketidakpastian tersebut, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memperkirakan menyarankan investor tetap fokus pada saham-saham defensif serta emiten dengan fundamental kuat.

Equity Analyst IPOT, Imam Gunadi, menyebut meskipun sentimen global terlihat positif setelah pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump, serta keputusan Bank Sentral AS (The Fed) menghentikan kebijakan Quantitative Tightening, pelaku pasar tetap harus berhati-hati terhadap dinamika ekonomi dalam negeri.

"Meskipun pertemuan Presiden Xi Jinping dan Trump serta kebijakan The Fed yang menghentikan Quantitative Tightening Menjadi sentimen positif, trader perlu waspada terhadap padatnya rilis data ekonomi domestik pekan ini. Money management dan risk management menjadi kunci utama," ujar Imam Gunadi lewat keterangan pers, Senin (3/11/2025).

Fokus utama pasar, menurut Imam, tertuju pada tiga indikator penting. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III diperkirakan melambat ke kisaran 4,8 persen, sedikit di bawah kuartal sebelumnya.

Baca juga: IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur

Sementara itu, indeks manufaktur diproyeksikan masih berada di zona ekspansif meski menurun ke 50,4 akibat kenaikan biaya produksi dan lemahnya permintaan ekspor.

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data inflasi awal pekan ini. Konsensus memperkirakan inflasi tahunan akan melandai menjadi 2,59 persen (yoy) dari 2,65 persen (yoy) pada September, menandakan stabilitas harga yang relatif terjaga.

Dari sisi eksternal, sentimen pasar menguat setelah Amerika Serikat dan China mencapai kesepakatan dagang dalam pertemuan bilateral di Busan, Korea Selatan, pada 30 Oktober 2025. Kedua negara sepakat menurunkan tarif impor produk China dari 57 persen menjadi 47 persen, sementara China berkomitmen membeli kembali 12 juta ton kedelai dari AS hingga Januari 2026.

Kesepakatan itu juga mencakup penundaan pembatasan ekspor rare earth selama satu tahun dan penurunan tarif fentanyl AS dari 20 persen menjadi 10 persen. Langkah tersebut disambut positif pelaku pasar karena dinilai dapat menurunkan tensi ketegangan perdagangan global.

Optimisme tersebut turut memicu aliran dana asing masuk ke pasar domestik.

Halaman:


Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Ekbis
RI Belum Bisa jadi Negara dengan Ekonomi Syariah Terbesar Dunia, Kenapa?
RI Belum Bisa jadi Negara dengan Ekonomi Syariah Terbesar Dunia, Kenapa?
Syariah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau