JAKARTA, KOMPAS.com - Profil Dudung Abdurachman menjadi sorotan setelah dilantik menjadi Penasihat Khusus Presiden urusan Pertahanan Nasional/Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Pelantikan dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/10/2024).
Dudung Abdurachman, yang lahir pada 19 November 1965 di Bandung, Jawa Barat, adalah putra dari pasangan Nasuha dan Nasyati yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi.
Ia adalah salah satu dari tujuh bersaudara dan menghabiskan masa kecilnya di Bandung.
Perjalanan pendidikannya dimulai dari SDN Patrakomala Bandung, tempat Dudung menempuh pendidikan dari tahun 1972 hingga 1979.
Baca juga: Profil Raffi Ahmad yang Kini Jadi Utusan Khusus Presiden
Setelah lulus, ia melanjutkan ke SMP Kartika XIX-1 Bandung dan menyelesaikannya pada tahun 1982.
Pendidikan menengahnya ia jalani di SMAN 9 Bandung hingga lulus pada tahun 1985. Dari sini, Dudung menapaki jalan menuju Akademi Militer (Akmil), yang menjadi gerbang awal karier militernya.
Dudung merupakan lulusan Akmil angkatan 1988, dan sejak itu, ia mengisi berbagai posisi strategis di lingkungan TNI.
Salah satu tonggak penting dalam kariernya adalah ketika ia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 2021, sebuah posisi yang ia emban hingga menjelang masa pensiunnya pada tahun 2023.
Sebelum menjadi KSAD, Dudung juga pernah memimpin Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan Kodam Jaya/Jayakarta.
Baca juga: Profil Haikal Hassan, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal
Keberaniannya mengambil tindakan tegas terlihat saat menjabat sebagai Pangdam Jaya.
Pada masa itu, ia memerintahkan penurunan baliho-baliho milik Front Pembela Islam (FPI) di Jakarta, yang kemudian menjadi sorotan publik. Keputusan ini menunjukkan ketegasan Dudung dalam menjaga ketertiban.
Karier Dudung terus melesat. Hanya dalam waktu kurang dari satu tahun setelah menjabat sebagai Pangdam Jaya, ia mendapat promosi menjadi Panglima Kostrad, menggantikan Letjen TNI Eko Margiyono.
Puncak kariernya datang ketika pada 17 November 2021, Presiden Joko Widodo menunjuknya menjadi KSAD.
Baca juga: Profil Mari Elka Pangestu, Eks Menteri Era SBY yang Jadi Utusan Khusus Perdagangan Presiden Prabowo
Dudung juga mencatatkan harta kekayaan yang cukup signifikan. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkannya pada 31 Desember 2022, total kekayaannya mencapai Rp 12.250.414.421.
Harta ini terdiri dari enam bidang tanah yang bernilai Rp 7.635.000.000, koleksi kendaraan yang mencakup 3 unit mobil dan satu unit motor senilai Rp 1.242.000.000, serta harta bergerak lainnya senilai Rp 1.026.000.000.
Selain itu, ia juga memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 2.347.414.421.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini