JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) I Putu Yoga Saputra enggan membalas kritik PDI-P yang mengibaratkan Pemilihan Raya PSI bak 'sepak bola gajah'.
Sepak bola gajah sendiri merupakan istilah yang merujuk kepada pertandingan antara Indonesia melawan Thailand pada Piala Tiger 1998, di mana kedua tim memanipulasi skor agar tidak bertemu lawan tertentu.
"Seperti makna baru lambang partai PSI yaitu gajah yang bijaksana, kami memilih tidak menanggapi tudingan seperti itu," ujar Yoga kepada wartawan, Selasa (22/7/2025).
Baca juga: Pengamat Sebut Kader PSI di Kabinet Prabowo adalah Orang Jokowi, Siapa Saja?
Yoga menjelaskan, gajah tidak mau ribut dan berisik. Dia mengeklaim, PSI ingin fokus pada kerja yang berdampak positif saja.
"Gajah tidak mau ribut dan berisik. Gajah fokus pada kerja-kerja yang berdampak positif bagi rakyat," imbuhnya.
Sebelumnya, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Guntur Romli menilai bahwa pemilihan ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) selayaknya sepak bola gajah.
Baca juga: Politikus PDIP: Pemilihan Ketum PSI seperti Sepak Bola Gajah
Menurut Guntur, praktik tersebut juga terjadi dalam pemilihan ketua umum PSI yang hasil akhirnya memenangkan Kaesang Pangarep.
"Seperti yang saya tegaskan satu bulan sebelum ini, Ketum PSI itu pasti Kaesang. Pemilihan Ketum PSI seperti sepak bola gajah, semua sudah diatur, termasuk siapa yang menang dan sudah ditentukan siapa pemenangnya sebelum kompetisi dimulai," ujar Guntur kepada Kompas.com, Senin (21/7/2025).
Di samping itu, eks politikus PSI tersebut menyorot pernyataan Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut PSI bukanlah partai yang dimiliki elite atau keluarga.
Padahal, Kaesang yang terpilih sebagai ketua umum partai berlambang gajah itu merupakan putra bungsunya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini