Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warna Asap Knalpot Jadi Sinyal Kondisi Mesin Mobil

Kompas.com - 13/10/2025, 10:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain melakukan pengecekan langsung di bengkel, sebenarnya ada beberapa cara lain untuk mengetahui apakah mesin mobil dalam kondisi baik alias sehat.

Cara paling umum tentu dengan merasakan perbedaan saat mengendarainya. Namun selain itu, potensi masalah pada mesin mobil juga bisa dideteksi dari asap knalpot.

Bila pemilik kendaraan menyadari adanya perubahan pada asap knalpot, hal itu bisa menjadi indikasi adanya masalah pada mesin, karena berkaitan dengan normal atau tidaknya proses pembakaran.

“Deteksi awal sanggup mengurangi risiko mobil mengalami kendala hingga membuat pemilik harus merogoh kocek dalam untuk perbaikan. Terkait deteksi dini kerusakan mesin, hal tersebut bisa dilakukan dengan memperhatikan dan mengenali warna gas buang pada knalpot mobil saat mesin pertama kali dinyalakan,” ujar Yagimin, Chief Marketing Auto2000, dalam keterangan resminya, Sabtu (11/10/2025).

Baca juga: Jarang Dipakai, Mobil Bisa Kena Banyak “Penyakit”

Bisa dibilang, warna asap yang keluar dari knalpot mobil dapat menjadi sinyal terkait kesehatan kondisi mesin.

Ilustrasi polusi kendaraan. Kemenkes memperingatkan bahaya polusi udara bagi anak-anak dan mengimbau orang tua untuk lebih waspada, termasuk memantau kualitas udara serta membatasi aktivitas luar ruang.SHUTTERSTOCK/ssuaphotos Ilustrasi polusi kendaraan. Kemenkes memperingatkan bahaya polusi udara bagi anak-anak dan mengimbau orang tua untuk lebih waspada, termasuk memantau kualitas udara serta membatasi aktivitas luar ruang.

Pada mobil berbahan bakar bensin, normalnya asap yang keluar tidak terlihat. Paling hanya muncul sedikit air dan asap putih tipis akibat pengembunan di pagi hari, yang akan hilang seiring meningkatnya suhu mesin.

Lantas, bagaimana cara mengenali masalah pada mesin dari warna asap knalpot? Berikut penjelasannya dari Auto2000:

Putih: Jika asap knalpot berwarna putih tebal, berarti ada kendala dalam sistem pembakaran mesin. Umumnya diakibatkan oli yang masuk ke ruang pembakaran dan ikut terbakar. Kondisi ini bisa terjadi karena ring piston aus, baik karena usia maupun lupa ganti oli, yang menjadi sumber masalah utama.

Baca juga: Daftar 10 Mobil Terlaris Indonesia September 2025, BYD Masih Terlempar

Untuk mobil bermesin diesel, asap putih pekat bisa menjadi tanda sistem pembakaran tidak bekerja maksimal. Jumlah solar di ruang bakar terlalu banyak sehingga tak terbakar sempurna, biasanya akibat masalah pada setting pompa bahan bakar atau sistem injeksi.

Ilustrasi asap knalpotHonda doc. Ilustrasi asap knalpot

Abu-abu: Asap berwarna abu-abu bisa menandakan katup Positive Crankcase Ventilation (PCV) macet. Komponen ini berfungsi mengontrol jumlah uap dan gas yang masuk dari ruang mesin ke intake manifold.

Hitam: Pada mobil diesel, asap hitam masih dianggap normal selama tidak berlebihan. Namun untuk mobil bensin, asap hitam jelas menjadi tanda pembakaran tidak sempurna.

Dampaknya, konsumsi bahan bakar jadi boros, tarikan mobil terasa berat, dan muncul gejala knocking atau ngelitik. Bila sudah terjadi, sebaiknya segera lakukan pengecekan pada filter udara, sensor, fuel pressure regulator, filter bensin, serta injektor bahan bakar.

Baca juga: Ingat Lagi Ruginya Menggunakan Busi Palsu

Sebagai catatan, mobil yang sehat tidak mengeluarkan asap berwarna, karena proses pembakaran bahan bakar berlangsung sempurna. Namun perlu digarisbawahi, meski asap terlihat bersih, belum tentu emisinya baik.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau