JAKARTA, KOMPAS.com — Kejadian yang diduga sebagai modus premanisme terjadi di Surabaya, Jawa Timur, belum lama ini dengan memanfaatkan data pada stiker identitas kendaraan.
Melalui unggahan akun Threads @udtboi, disebutkan ada seseorang yang diduga preman berkedok debt collector mencoba menarik mobil secara acak di kawasan Mal Ciputra World Surabaya.
Baca juga: Cuaca Ekstrem di Jakarta: Waspada Saat Mengemudi
Pelaku diduga bisa mengetahui data kendaraan lantaran pemilik mobil masih membiarkan stiker identitas pabrikan menempel di kaca. Dari situ, data pemilik diduga dimanfaatkan untuk melakukan aksi tersebut.
Menanggapi hal ini, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengimbau agar pengemudi lebih waspada terhadap potensi kejahatan di jalan.
Ilustrasi Jakarta ke Jogja berapa jam naik mobil.“Kita harus antisipatif terhadap berbagai potensi tindak kriminal. Bukan hanya tertib di jalan, tapi juga waspada terhadap aspek keamanan,” katanya kepada Kompas.com, Minggu (26/10/2025).
Jusri menjelaskan, dalam berkendara tidak cukup hanya menguasai safety driving, tetapi juga memahami konsep security driving, yakni berkendara dengan kesadaran penuh terhadap risiko kejahatan atau ancaman eksternal.
Baca juga: Mengenal e-BPKB dan Keamanan RFID Terbaru
“Kalau sedang berkendara lalu ada pihak yang mencoba melakukan pencegatan, jangan langsung berhenti hanya karena merasa tidak bersalah,” ujar Jusri.
“Lakukan langkah antisipatif dan protektif dengan segera mencari tempat aman, seperti area yang ramai, untuk berhenti," kata Jusri.
Ilustrasi mobil baru. "Jangan karena merasa tidak punya masalah hukum lantas berhenti begitu saja, itu tindakan yang kurang tepat dan bisa berisiko, bukan hanya terhadap barang, tapi juga keselamatan jiwa,” ujarnya.
Baca juga: Pajero Sport Bekas: Stok Menipis di Jakarta
Jusri juga mengingatkan, kewaspadaan tidak hanya berlaku terhadap orang yang mengaku debt collector, tetapi juga terhadap orang asing yang mencoba meminta kendaraan untuk menepi dengan alasan tertentu.
Menurutnya, dalam situasi seperti itu, pengemudi sebaiknya tidak langsung mengiyakan atau berhenti di lokasi sepi.
Sebaliknya, tetap tenang dan mencari tempat aman yang ramai atau pos keamanan terdekat untuk memastikan situasinya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang