Sidak ini dilakukan untuk mengevaluasi progres pengerjaan infrastruktur jalan di wilayah Sukoharjo dan Eromoko, Wonogiri, yang baru mencapai 6 persen, sementara daerah lain telah mencapai 90 persen.
"Masyarakat sudah berteriak-teriak jalan rusak. Tahunya masyarakat, jalannya mulus," tegas Ahmad Luthfi usai sidak.
Ia menyoroti bahwa kendala dalam pengerjaan jalan di wilayah Eromoko dan Sukoharjo disebabkan oleh masalah teknis, termasuk penyesuaian suhu dengan aspal.
"Kendalanya, ya trial (uji coba-red). Misal, kenapa 6 persen. Masalahnya menyesuaikan suhu dengan aspal. Ini perlu kami teliti. Jangan sampai kendala-kendala ini mempengaruhi menghambat pembangunan infrastruktur di wilayah lain," tandasnya.
Lutfhi menegaskan bahwa dalam waktu dekat, pihaknya akan memanggil Kepala Dinas PU dan pejabat terkait untuk melakukan evaluasi terhadap kendala yang dihadapi.
"Jadi, infrastruktur untuk 2025 yang mau habis ini harus cepat (90 persen-red). Jangan cuma 6 persen (pengerjaannya). Saya panggil, ubah spesifikasinya. Masyarakat enggak mau tau, tahunya jalannya mulus," terangnya.
Mantan Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan itu juga mengancam akan mengganti kontraktor yang mengerjakan jalan tersebut jika masalah ini tidak segera teratasi.
"Kalau itu dimungkinkan menghambat pembangunan jalan, ganti saja kontraktornya. Saya enggak mau kerja-kerja yang elek-elekan," paparnya.
Usai sidak di Kantor DPU Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Surakarta, Gubernur bersama timnya melakukan pengecekan di sejumlah jalan yang belum dikerjakan baik di wilayah Eromoko, Wonogiri, maupun di wilayah Sukoharjo, khususnya di Jalan Raya Jaten-Karanganyar.
https://regional.kompas.com/read/2025/07/14/144042778/perbaikan-jalan-sukoharjo-dan-eramoko-baru-6-persen-ahmad-lutfhi-ancam