Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kakek asal Bandung, Dijanjikan Pekerjaan di Nunukan Malah Ditelantarkan, Luntang-lantung 3 Bulan

Kompas.com - 01/08/2025, 14:15 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Krisiandi

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Nunukan, Kalimantan Utara, memulangkan seorang lanjut usia (lansia) bernama Marup Silegar (63), warga Bandung, Jawa Barat.

Marup menjadi korban penipuan oleh seorang pria yang menjanjikannya pekerjaan proyek di Nunukan.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial pada DSP3A Nunukan, Parmedy, menjelaskan, "Marup telantar lebih dari tiga bulan di Nunukan. Niatnya mengadu nasib, malah tertipu. Masyarakat memberitahukan nasibnya ke Dinas Sosial," ungkapnya pada Jumat (1/8/2025).

Baca juga: Korban Luka Tabrakan Speed Boat di Nunukan Meninggal Usai Dirawat 4 Hari

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh petugas Pekerja Sosial (Peksos), terungkap bahwa Marup dijemput oleh pelaku yang meyakinkannya tentang banyaknya proyek perumahan di Kabupaten Nunukan dengan gaji yang jauh lebih besar dibandingkan pekerjaannya di Pulau Jawa.

Namun, setelah tiba di Nunukan, pelaku justru menghilang tanpa kabar.

Marup yang tidak memiliki kontak dan tidak mengenal seluk beluk Kota Nunukan terpaksa bertahan hidup sendiri tanpa saudara dan kehilangan arah.

Baca juga: Surat Haru dari Dela, Siswi SD di Nunukan yang Ingin Jadi Dokter demi Mendiang Ibunya

"Akibat kejadian tersebut, Marup kehilangan arah dan tidak memiliki tempat tinggal maupun pekerjaan. Selama lebih dari tiga bulan, ia bertahan hidup dengan menumpang dan bergantung pada belas kasihan masyarakat sekitar," tutur Parmedy.

Dalam kondisi yang memprihatinkan, Marup mengalami penurunan kondisi fisik dan psikologis.

Saat ditemukan oleh warga dan dilaporkan ke Dinas Sosial, ia tampak lemah, mengalami kesulitan makan dan tidur, serta menunjukkan gejala stres akibat keterlantaran.

Baca juga: Saksi Kunci Meninggal, Polisi Limpahkan Penyelidikan Tabrakan 2 Speed Boat di Nunukan ke KSOP

"Marup memiliki keterbatasan dalam pendengaran, yang membuatnya kesulitan memahami percakapan secara utuh. Hal ini semakin memperburuk keterasingannya dalam lingkungan sosial dan memengaruhi kemampuannya berkomunikasi dengan orang lain," tambah Parmedy.

Dinas Sosial kemudian membawa Marup ke rumah perlindungan sementara di shelter, sembari menunggu proses asesmen lanjutan, verifikasi identitas, dan fasilitasi pemulangan ke daerah asal.

"Alhamdulillah, Pak Marup sudah kita pulangkan ke Bandung. Semoga kasus beliau menjadi pelajaran agar tidak mudah percaya kepada orang yang baru dikenal," tutup Parmedy.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Regional
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Regional
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Regional
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
Regional
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Regional
Pura-pura Jadi 'Customer', Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Pura-pura Jadi "Customer", Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Regional
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Regional
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Regional
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Regional
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau