Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Tahun Mengabdi, Pustakawan Tak Sekadar Menjaga Rak Buku

Kompas.com - 15/09/2025, 15:44 WIB
Suci Rahayu,
Icha Rastika

Tim Redaksi

“Kesan yang paling menarik adalah bertemu dengan beragam karakter pengunjung dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Hal ini membutuhkan teknik dan strategi khusus dalam melayani mereka," kata pria asal Surabaya itu.

Baca juga: Jatuh Bangun Acil sebagai Pustakawan, Tak Hanya Duduk dan Melayani tapi Melakukan Banyak Hal Besar

Pengunjung dengan tingkat pendidikan tinggi memang tidak harus diajari bagaimana menelusur informasi.

Namun, mereka kadang justru tidak mandiri dalam hal pelayanan yang lain karena mempunyai kecenderungan berperilaku feodal yang membutuhkan pelayanan lebih.

"Dari sudut pandang pustakawan, hal tersebut bukan suatu masalah besar karena kerja pustakawan adalah pelayanan. Pustakawan akan memperlakukan sama pada setiap pengunjung, yaitu service excellent,” katanya.

Tantangan di era media sosial

Namun, di balik semangat itu, ada kendala besar yang dihadapi pustakawan.

Salah satu kendala utama sebagai pustakawan yakni terkait literasi pengunjung terhadap profesi pustakawan.

"Pustakawan bukan hanya sekadar tendik yang bertugas klerikal menjaga dan memajang koleksi buku. Lebih dari itu, pustakawan ikut bertanggung jawab terhadap persebaran informasi yang benar dan utuh. Hasil-hasil riset dan informasi penting menjadi tugas utama pustakawan untuk menyebarkannya" ujar Rudi Santoso.

"Namun, tantangannya adalah minat masyarakat terhadap informasi tersebut sangat kurang. Mereka akan lebih nyaman mengamati media sosial dibandingkan dengan sumber aslinya. Untuk itu, salah satu inovasi pustakawan adalah mengembangkan informasi berbasis medsos,” katanya.

Minat baca mulai bergeser

Apalagi, ia melihat bahwa pola minat baca masyarakat kini berubah signifikan.

Mulai bergeser dari informasi yang mainstream ke arah informasi berbasis digital.

Namun, bahaya yang ditimbulkan dari informasi digital adalah hoaks atau informasi yang tidak benar.

"Terlebih perkembangan AI yang sangat pesat membuat masyarakat awam tidak mampu membedakan apakah informasi tersebut asli atau bukan. Dengan kata lain, literasi masyarakat kita masih rendah karena minat baca dari sumber informasi utama sangat rendah dan bergeser kepada informasi berbasis medsos,” tuturnya.

Baca juga: Pustakawan Perpusda Sidoarjo Dorong Pengelolaan Perpustakaan di Sekolah dan Desa

Meski begitu, Rudi Santoso tetap optimistis dan berharap pemerintah memberi perhatian lebih terhadap profesi pustakawan. 

“Penghargaan profesi pustakawan yang adil. Artinya, jika ada sertifikasi dosen yang memberikan konsekuensi logis berupa Tunjangan Profesi Dosen, maka sudah saatnya ada Tunjangan Profesi Pustakawan bagi mereka yang sudah tersertifikasi,” pungkas pria yang juga berprofesi sebagai pendidik ini.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Estimasi Awal, Kuota Haji di Kabupaten Pasuruan 2026 Naik 267 Orang
Estimasi Awal, Kuota Haji di Kabupaten Pasuruan 2026 Naik 267 Orang
Surabaya
Sopir Pikap di Pamekasan Borong 30 Jeriken Solar di SPBU Bermodal 2 Surat Kuasa
Sopir Pikap di Pamekasan Borong 30 Jeriken Solar di SPBU Bermodal 2 Surat Kuasa
Surabaya
Surabaya dan Dilema 'Thrifting', antara Simbol Gaya Hidup dan Ancaman Limbah Fesyen
Surabaya dan Dilema "Thrifting", antara Simbol Gaya Hidup dan Ancaman Limbah Fesyen
Surabaya
Para Pejabat Pensiun, 138 SDN di Kabupaten Blitar Tak Punya Kepala Sekolah
Para Pejabat Pensiun, 138 SDN di Kabupaten Blitar Tak Punya Kepala Sekolah
Surabaya
Eri Cahyadi Tanggapi Video Viral Admin di Instagram: Saya Selalu Kasih Kesempatan untuk Anak Muda
Eri Cahyadi Tanggapi Video Viral Admin di Instagram: Saya Selalu Kasih Kesempatan untuk Anak Muda
Surabaya
Remaja Asal Surabaya Dianiaya hingga Tewas di Sampang, Polisi Segera Panggil 2 Saksi
Remaja Asal Surabaya Dianiaya hingga Tewas di Sampang, Polisi Segera Panggil 2 Saksi
Surabaya
Pesan Khofifah untuk Siswa SMA Jatim yang Menjalani TKA: Jaga Emosi Tetap Stabil
Pesan Khofifah untuk Siswa SMA Jatim yang Menjalani TKA: Jaga Emosi Tetap Stabil
Surabaya
Bertengkar dengan Pacar, Pria di Banyuwangi Ancam Bunuh Warga
Bertengkar dengan Pacar, Pria di Banyuwangi Ancam Bunuh Warga
Surabaya
Antre di SPBU Swasta, Warga Surabaya dan Sidoarjo Cari Aman di Tengah Isu Kualitas BBM
Antre di SPBU Swasta, Warga Surabaya dan Sidoarjo Cari Aman di Tengah Isu Kualitas BBM
Surabaya
Toko Swalayan di Blitar Dibobol Maling, Rokok dan Kosmetik Jutaan Rupiah Raib
Toko Swalayan di Blitar Dibobol Maling, Rokok dan Kosmetik Jutaan Rupiah Raib
Surabaya
Armuji Sidak Investasi Bodong yang Rugikan Korban Rp 1,2 M, Minta Pelaku Jual Aset untuk Ganti Rugi
Armuji Sidak Investasi Bodong yang Rugikan Korban Rp 1,2 M, Minta Pelaku Jual Aset untuk Ganti Rugi
Surabaya
Sapi Bobot 1,4 Ton Milik Faisal Menangkan Kontes Sapi di Jember, Pecahkan Rekor Nasional
Sapi Bobot 1,4 Ton Milik Faisal Menangkan Kontes Sapi di Jember, Pecahkan Rekor Nasional
Surabaya
Pengacara Aktivis Aksi 30 Agustus Kediri Pertanyakan Pasal Berlapis yang Jerat Kliennya
Pengacara Aktivis Aksi 30 Agustus Kediri Pertanyakan Pasal Berlapis yang Jerat Kliennya
Surabaya
Angin Kencang Rusak 5 Rumah di 4 Kecamatan di Pamekasan
Angin Kencang Rusak 5 Rumah di 4 Kecamatan di Pamekasan
Surabaya
Tinjau Pelaksanaan Hari Pertama TKA di Jatim, Khofifah Pastikan Kesiapan Listrik dan Internet
Tinjau Pelaksanaan Hari Pertama TKA di Jatim, Khofifah Pastikan Kesiapan Listrik dan Internet
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau