"Apa yang membuat dia bangkit, apa yang membuat dia runtuh, nah itu menjadi pembelajaran bagi kita. Kementerian Keuangan hadir di situ," ujarnya.
Dalam kegiatan ini, juga digelar lelang keris, buku, dan topeng.
Agus menjelaskan, lelang ini sekaligus menjadi sarana edukasi mengenai salah satu tugas pokok Kemenkeu melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).
"Salah satu fungsi dari Kementerian Keuangan itu ada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Salah satunya adalah lelang," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa lelang dalam kegiatan ini bersifat amal.
"Uangnya itu diberikan ke amal. Itu kan ada biaya lelang, nah biaya lelang itu masuk dalam penerimaan negara," terangnya.
Salah satu keris yang dilelang dalam kegiatan amal tersebut didapatkan oleh Bayu Sakti. Ia mendapatkan keris bernama Sang Ismoyo dengan harga Rp 7,5 juta, ditambah 2 persen biaya lelang.
Keris tersebut merupakan karya mpu generasi terbaru asal Malang. Bayu mengaku alasannya ikut lelang adalah untuk mendukung para mpu muda agar tetap produktif dan lestari.
Baca juga: Belanda Serahkan Tombak dan Keris Pusaka Jaman Perang Puputan Klungkung
"Pertimbangannya, satu tertarik. Kedua ini kan mpu Malang, yang generasi terbaru. Kalau kita yang tidak mendukung, terus siapa? Supaya tetap produktif dan lestari," ujar Bayu.
Ia mengaku sudah lama ingin memiliki keris dan tertarik dengan pamor pedaringan kebak yang dimiliki keris Sang Ismoyo.
"Ini nanti untuk hiasan di rumah, untuk pusoko (pusaka)," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang