SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak menyampaikan duka sekaligus belasungkawa atas insiden ambruknya atap asrama putri Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Jailani Situbondo yang menewaskan satu orang santri, Rabu (29/10/2025) dini hari.
Emil menyampaikan belasungkawa dan mendoakan korban serta keluarga yang ditinggalkan.
“Pertama kita menyampaikan duka atas adanya korban meninggal dunia atas kejadian di Pondok Pesantren di Situbondo. Kami turut berbela sungkawa, berduka dan mendoakan bagi korban maupun keluarga yang ditinggalkan,” ujar Emil Dardak saat ditemui di Gedun Grahadi Surabaya, Rabu (29/10/2025).
Baca juga: Emil Dardak Masih Tunggu Info Akurat Penyebab Atap Ponpes Ambruk di Situbondo
Wagub Emil menyebutkan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Bupati Situbondo untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat terkait peristiwa yang terjadi.
Sebab, menurutnya, banyak pemberitaan yang beredar di media massa dan media sosial yang belum sepenuhnya menggambarkan secara tepat apa yang terjadi di sana.
“Saya sudah menghubungi Bupati Situbondo. Dan Pemerintah Situbondo akan segera menyampaikan informasi yang lebih akurat. Karena ini menurut Pemkab Situbondo berkaitan dengan kondisi alam, jadi cuaca buruk yang kemudian berdampak,” kata pria yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur ini.
Terkait adanya informasi bahwa ambruknya pesantren akibat adanya retak bangunan, Emil tidak membenarkan informasi tersebut.
Sebab, sejauh ini keterangan yang diberikan dari Pemkab, insiden itu akibat cuaca buruk.
“Tapi biar Pemkab yang menyampaikan informasi yang lengkap tepat dan akurat. Karena kami menerima laporan akibat cuaca buruk, tentunya sekali lagi cuaca buruk seperti apa, teknisnya bagaimana, biarkan Pemkab yang menyampaikan lebih dulu,” kata Emil.
Baca juga: Bupati Situbondo Beri Bantuan dan Tanggung Biaya Perawatan Korban Atap Ponpes Ambruk
Atap asrama putri yang ambruk ini terjadi di Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Jailani yang berlokasi di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Total, 19 orang santri putri menjadi korban tertimpa reruntuhan atap dan genting kamar yang ambruk sekitar pukul 00.30 wib.
Dari jumlah itu, satu santri meninggal dunia dalam kejadian ini.
Belasan korban yang mengalami luka-luka dilarikan ke Puskemas dan RS Besuki Situbondo.
Selain satu orang santri yang meninggal dunia, dan tiga orang santri yang harus menjalani perawatan intensif di dua rumah sakit Besuki.
Korban diketahui berinial P, santri asal Dusun Rawan, Desa/ Kecamatan Besuki.
Siswi SMP ini telah dimakamkan oleh keluarganya di tempat pemakaman umum di desa setempat.
Di sisi lain, Pengasuh Pondok Pesantren Abdul Qodir Jailani, KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi membenarkan ambruknya atap bangunan kamar santri.
Menurutnya, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 00.30, setelah turun hujan yang disertai angin kencang.
"Terdengar suara gemuruh, yang ambruk itu atap bangunan santri putri, sedangkan tembok masih kokoh dan utuh," ujarnya saat ditemui di rumahnya.
Baca juga: Bangunan Ambruk di Ponpes Situbondo Bakal Dibangun Kembali Pakai APBD
Para santri yang menjadi korban, kata KH Muhammad Hasan, langsung dievakuasi ke puskemas dan rumah sakit untuk mendapat perawatan medis dan para santrinya dinyatakan sehat.
"Hanya empat orang santri yang dirawat inap, dua orang di RS Besuki dan RS Jatimed. Dua santri yang dirawat di RS Besuki harus dioperasi karena lukanya cukup parah," ucap dia.
Sementara itu, dari dua santri yang dirawat di RS Jatimed, satu santrinya dinyatakan meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan medis.
"Ya ada satu yang meninggal dan kondisinya memang sakit dan baru kembali ke pondok," ucanya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul "Wagub Jatim Emil Dardak Berduka Santri Putri Ponpes Situbondo Tewas Tertimpa Atap."
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang