Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos Kunto Bimo yang Bikin Wisatawan Merogoh Stupa Candi Borobudur

Kompas.com - 31/05/2025, 11:11 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Pengunjung Candi Borobudur yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dahulu kemungkinan pernah mencoba merogoh stupa.

Ternyata, aktivitas tersebut bukan hanya karena iseng. Itu karena adanya mitos dan cerita rakyat.

Salah satu mitos yang cukup populer dan masih dipercayai hingga kini adalah mitos Kunto Bimo, yang mengundang rasa penasaran wisatawan hingga membuat mereka tergoda untuk merogoh ke dalam stupa-stupa candi.

Baca juga: Jangan Merogoh Stupa Candi Borobudur, Sebabkan Kerusakan

Mitos Kunto Bimo di Candi Borobudur

Candi Borobudur yang diresmikan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1991, memiliki tiga barisan melingkar yang dimahkotai oleh 72 stupa berlubang berbentuk belah ketupat.

Di dalam setiap stupa tersebut terdapat arca Buddha dalam posisi duduk bersila dengan mudra Dharmachakra, lambang memutar roda Dharma.

Mitos yang berkembang di kalangan masyarakat lokal menyebutkan bahwa siapa pun yang bisa menyentuh bagian tertentu dari arca Buddha di dalam stupa tersebut akan mendapatkan keberuntungan atau terkabul keinginannya.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas.com (@kompascom)

Ada aturan tak tertulis yang bahkan membedakan berdasarkan gender. Pria konon harus menyentuh jari manis atau kelingking, sedangkan perempuan dianjurkan menyentuh telapak kaki, tumit, atau ibu jari kaki dari arca tersebut.

Secara etimologis, istilah "Kunto Bimo" berasal dari bahasa Jawa: kunto berarti "mengira-ngira" atau "permintaan", dan bimo berarti "pantang menyerah".

Maka, mitos ini bermakna suatu bentuk permintaan yang dilakukan dengan keyakinan dan ketekunan.

Mitos yang keliru

Meski mitos ini begitu melekat di benak banyak pengunjung, para ahli sejarah dan arkeologi justru memiliki pandangan berbeda.

Soekmono, arkeolog yang pernah memimpin pemugaran Candi Borobudur, menyatakan bahwa mitos Kunto Bimo tidak memiliki dasar dalam ajaran Buddha.

Baca juga: Arupadhatu, Bagian Atas Candi Borobudur yang Dikunjungi Prabowo dan Macron

Ia menyebut, kepercayaan ini muncul sekitar tahun 1950-an sebagai cara oknum petugas untuk menarik minat wisatawan dan menambah pendapatan.

Salah satu caranya adalah dengan menaburkan bunga dan uang pada arca dalam stupa, menciptakan kesan mistis dan sakral.

August Johan Bernet Kempers, arkeolog asal Belanda, dalam bukunya Ageless Borobudur juga menyinggung fenomena serupa.

Arca di Candi Borobudur.KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT Arca di Candi Borobudur.

Ia mencatat bahwa perilaku mengistimewakan arca Buddha di bagian Arupadatu (bagian atas Borobudur) tidak diketahui asal-usulnya secara pasti.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kelahiran 'Si Kucing Beruang' di Bandung Zoo, Populasi Jadi 33 Ekor
Kelahiran "Si Kucing Beruang" di Bandung Zoo, Populasi Jadi 33 Ekor
Travel News
Malang Health Tourism Jajaki Kerja Sama dengan Jepang, Tawarkan Wisata Kesehatan Mariposa
Malang Health Tourism Jajaki Kerja Sama dengan Jepang, Tawarkan Wisata Kesehatan Mariposa
Travel News
Petualangan Mendebarkan Naik ATV Menembus Malam di Capas Adventure Land Banyuwangi
Petualangan Mendebarkan Naik ATV Menembus Malam di Capas Adventure Land Banyuwangi
Travel Ideas
5 Alternatif Pendakian Selain Gunung Raung yang Meletus Juni 2025
5 Alternatif Pendakian Selain Gunung Raung yang Meletus Juni 2025
Travel Ideas
Gunung Raung Meletus 7 Juni 2025, Jalur Pendakian Ditutup Sementara
Gunung Raung Meletus 7 Juni 2025, Jalur Pendakian Ditutup Sementara
Travel News
Hutan Kota GBK, Wisata Ruang Terbuka Hijau Gratis di Tengah Jakarta
Hutan Kota GBK, Wisata Ruang Terbuka Hijau Gratis di Tengah Jakarta
Travelpedia
Festival Gedongsongo di Semarang Digelar 21 Juni 2025, Ada Penerbangan Lampion
Festival Gedongsongo di Semarang Digelar 21 Juni 2025, Ada Penerbangan Lampion
Travel News
4 Alasan China Jadi Destinasi Wisata Dunia yang Layak Dikunjungi
4 Alasan China Jadi Destinasi Wisata Dunia yang Layak Dikunjungi
Travel News
PIK Tourism Board Hadir di SITF 2025, Dorong PIK Jadi Destinasi Kelas Dunia
PIK Tourism Board Hadir di SITF 2025, Dorong PIK Jadi Destinasi Kelas Dunia
Travel News
10 Tempat Wisata Bandung dengan Nuansa Alam, Pas untuk Libur Panjang
10 Tempat Wisata Bandung dengan Nuansa Alam, Pas untuk Libur Panjang
Travel Ideas
Kronologi Kapal Wisata Tenggelam di Lembongan Bali, 89 Penumpang Selamat
Kronologi Kapal Wisata Tenggelam di Lembongan Bali, 89 Penumpang Selamat
Travel News
10 Wisata Ramah Anak di Bandung, Pas untuk Libur Panjang Idul Adha
10 Wisata Ramah Anak di Bandung, Pas untuk Libur Panjang Idul Adha
Travelpedia
Diskon Tiket Kereta 30 Persen dari Daop 2 Bandung, Berlaku Juni–Juli 2025
Diskon Tiket Kereta 30 Persen dari Daop 2 Bandung, Berlaku Juni–Juli 2025
Travel News
Atasi Biang Macet di Puncak, Pemkab Bogor Akan Lebarkan Jalan dan Tertibkan PKL
Atasi Biang Macet di Puncak, Pemkab Bogor Akan Lebarkan Jalan dan Tertibkan PKL
Travel News
Diskon Tarif Tol 20 Persen Selama Libur Panjang Idul Adha, Berlaku 6–9 Juni 2025
Diskon Tarif Tol 20 Persen Selama Libur Panjang Idul Adha, Berlaku 6–9 Juni 2025
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau