KOMPAS.com - Kita tentu sudah tidak asing dengan museum virtual, di mana orang-orang tidak perlu datang ke gedung museum, melainkan cukup membuka situs untuk melihat koleksi benda-benda budaya atau bersejarah.
Kali ini, pertama di dunia, UNESCO — Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa — membuka museum virtual khusus benda-benda budaya hasil curian pada Senin (29/9/2025) di Barcelona, Spanyol.
Terdapat lebih dari 250 benda budaya hasil jarahan dari 46 negara yang ditampilkan dalam format 2D dan 3D di situs resmi museum tersebut.
Berbeda dari museum pada umumnya yang ingin koleksinya terus bertambah, lembaga ini justru berharap koleksinya berkurang seiring waktu.
Baca juga: 7 Tempat Wisata yang Tutup Imbas Pemerintah AS Shutdown, Termasuk Museum Terkenal!
Melansir laman resmi UNESCO, tujuannya memang bukan untuk menambah pameran, melainkan mendorong kesadaran global tentang pentingnya pelestarian warisan budaya dan pengembalian benda curian ke tempat asalnya.
Langkah ini sejalan dengan misi UNESCO dalam melindungi kekayaan budaya dunia, termasuk bahasa, situs warisan dunia, dan benda arkeologis yang kerap menjadi sasaran perdagangan gelap.
Dikutip dari Smithsonian Magazine, inisiatif ini lahir dari semangat Konvensi 1970 UNESCO yang menyerukan negara-negara anggota agar mencegah pencurian dan perdagangan ilegal benda budaya.
Baca juga: Sejak Ada Waspada Purbawisesa, Museum Satria Mandala Punya 74 Diorama
Proyek tersebut didanai oleh Kerajaan Arab Saudi yang dijalankan bersama Interpol.
Sama seperti museum pada umumnya yang membutuhkan arsitektur berkelas, arsitek museum virtual juga merupakan seorang pemenang Penghargaan Pritzker, Francis Kéré.
Tidak seperti museum pada umumnya yang mengharuskan pengunjung datang ke gedung dan membeli tiket berbayar, di museum virtual benda budaya curian ini, kamu dapat langsung masuk ke situs secara gratis dan mengikuti panduannya.
Link untuk mengunjungi museum virtual UNESCO tersebut yaitu museum.unesco.org.
Setelah membuka situs, pengunjung akan diajak memasuki tiga ruang, auditorium, galeri benda budaya yang dicuri, dan ruang restitusi.
Di auditorium yang berada di bangunan bawah, pengunjung dapat mempelajari apa dan bagaimana misi UNESCO dalam mendirikan virtual museum ini.
Dalam galeri, pengunjung dapat melihat benda-benda budaya curian yang dipamerkan, memberi reaksi, seperti klik tombol “suka”, atau membagikannya ke sosial media.
Di ruang ini, pengunjung akan menemukan kisah perjalanan masing-masing benda budaya yang telah kembali ke negara asalnya.
Baca juga: Museum Terbesar di Dunia Bakal Terletak di India, Punya 30.000 Koleksi
Museum ini memiliki banyak koleksi dari berbagai negara, dengan rincian sebagai berikut:
Selain berdasarkan wilayah, pengunjung juga bisa menelusuri koleksi berdasarkan warna, bahan, atau fungsi benda yang terdapat di museum virtual benda budaya curian pertama di dunia yang didirikan oleh UNESCO.
Baca juga: Fragmen Arca Ganesha Koleksi Museum Kediri Masih Hilang, Pengembalian Bisa Hubungi Nomor Ini
Baca juga: Viral Pengembalian Benda Diduga Artefak Museum Bhagawanta Bhari Kediri, Faktanya Begini
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang