JAKARTA, KOMPAS.com - Museum Satria Mandala merupakan museum sejarah yang menampilkan perjalanan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari masa kemerdekaan hingga saat ini.
Museum ini menjadi tempat edukasi bagi masyarakat untuk mengenal lebih jauh peran TNI dalam perjuangan bangsa serta pembentukan jati diri nasional.
Museum Satria Mandala berlokasi di Jalan Gatot Subroto Nomor 14, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Baca juga: Rehabilitasi Wisma MPR di Bandung Perlu Kajian Sejarah
Sebelum menjadi museum, bangunan ini dikenal sebagai Wisma Yaso, kediaman Ratna Sari Dewi, istri Presiden Soekarno.
Wisma Yaso juga menjadi tempat Soekarno disemayamkan sebelum dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.
Gagasan pendirian museum muncul pada 1968 di bawah tanggung jawab Brigjen TNI Nugroho Notosusanto, yang terinspirasi dari Museo Nacional de Historia di Meksiko dan Australian War Memorial di Canberra.
Awalnya, museum ini direncanakan akan dibangun di Istana Presiden Bogor. Namun, Presiden Soeharto mengusulkan agar lokasi pembangunan dialihkan ke Wisma Yaso.
Baca juga: Sejarah Jembatan Cable Stayed, Pernah Makan Korban Jiwa
Proses pemugaran dimulai pada 15 November 1971, dan museum resmi dibuka pada 5 Oktober 1972, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI.
Adapun nama Satria Mandala berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "lingkungan keramat para ksatria".
Pada awalnya, Museum Satria Mandala hanya menampilkan sekitar 20 diorama perjuangan TNI.
Pada 1987, dibangun gedung tambahan bernama Waspada Purbawisesa, yang memungkinkan penambahan koleksi menjadi lebih banyak.
Kini, terdapat 74 diorama yang menggambarkan perjuangan TNI bersama rakyat dalam mempertahankan kedaulatan negara.
Baca juga: Sejarah dan Arsitektur Gedung Grahadi Surabaya yang Dibakar Massa
Beberapa diorama yang dipamerkan antara lain:
Selain diorama, museum juga menampilkan berbagai foto dokumentasi sejarah, atribut militer, serta peninggalan tokoh-tokoh penting TNI, seperti Jenderal Soedirman, Jenderal Oerip Soemohardjo, Jenderal Abdul Nasution, dan Jenderal Soeharto.
Pengunjung dapat melihat koleksi berupa seragam, bintang jasa, tas, jaket, tongkat, serta tandu yang digunakan untuk mengangkat Jenderal Soedirman.
Di area luar ruangan, museum menampilkan berbagai koleksi senjata dan kendaraan perang, seperti tank, panser, jeep, helikopter, kapal, hingga pesawat terbang.
Baca juga: Sejarah Polda Metro Jaya, Tempat BEM SI Serukan Demo Siang Ini
Salah satu pesawat yang menjadi daya tarik adalah Pesawat Curen, yang pernah diterbangkan oleh Agustinus Adisucipto.
Selain itu, terdapat pula pesawat buatan Amerika seperti AT-16 Harvard, P-51 Mustang, dan B-25 Mitchell.
Untuk koleksi kendaraan laut, museum memiliki KRI Pattimura, kapal buatan Jerman Timur yang digunakan dalam pertempuran di Papua.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang