JAKARTA, KOMPAS.com - MotoGP Mandalika 2025 digelar di Pertamina Mandalika International Circuit, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) atau yang dikenal dengan sebutan Sirkuit Mandalika, pada 3–5 Oktober 2025.
Sirkuit ini merupakan bagian dari proyek pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, yang dikelola oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
Berdasarkan informasi dari laman resmi ITDC, anggaran yang dihabiskan untuk pembangunan sirkuit balap motor kelas dunia ini mencapai Rp 3,6 triliun.
Adapun lokasi Mandalika dipilih karena selain keindahan alamnya yang dikelilingi pegunungan dan pantai, juga potensinya dalam pariwisata dan sport tourism.
Baca juga: Hotel Bintang 5 Akan Dibangun di Mandalika, Nilai Investasinya Rp 2,1 Triliun
Sirkuit ini diresmikan oleh Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) pada 12 November 2021.
Sirkuit Mandalika memiliki panjang lintasan 4,3 kilometer, dengan 17 tikungan. Sebanyak 11 tikungan di antaranya mengarah ke kanan dan 6 sisanya ke kiri.
Sirkuit ini dilengkapi fasilitas paddock dengan 40 garasi tetap, tribun duduk untuk 50.000 penonton, tribun berdiri untuk 138.000 penonton, dan hospitality suites untuk 7.700 penonton.
Fasilitas pendukung lain yang tersedia, yakni bangunan Race Control, ruang pers yang berada di atas garasi paddock, area parkir, serta struktur terowongan penghubung bagian dalam dan luar lintasan.
Lima pebalap binaan AHM siap bertarung di IATC MandalikaTeknologi aspal yang digunakan di Sirkuit Mandalika, yaitu Stone Mastic Asphalt (SMA), yang merupakan campuran aspal untuk melapisi permukaan atas aspal.
SMA adalah campuran jenis aspal dengan open graded. Artinya kehalusan yang diberikan oleh aspal tidak kontinu seperti pada hot mix asphalt.
Baca juga: ITDC Terima 12 Sertifikat HPL, Percepat Infrastruktur Mandalika
Tujuannya, memperkuat struktur lapisan permukaan dengan prinsip kontak stone by stone. Sehingga volume aspal yang dipergunakan pun menjadi kecil.
Saat ini baru ada tiga sirkuit dengan teknologi SMA yaitu Silverstone di Inggris, Yas Marina di Abu Dhabi, dan Phillip Island di Australia. Jadi, Sirkuit Mandalika menambah daftarnya menjadi yang ke-4 di dunia.
Pengamat Perkerasan Jalan dan Aspal yang pernah menjabat sebagai Direktur Bina Teknik Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Purnomo mengatakan, penggunaan SMA akan memberikan hasil akhir permukaan aspal mirip seperti kulit jeruk sunkist.
"Maka batuannya harus muncul sedikit-sedikit, sehingga bisa tidak licin dan tidak terjadi aquaplaning," jelas Purnomo kepada Kompas.com, dikutip Minggu (05/10/2025).
Baca juga: ITDC Bantah Rampas Lahan Warga demi Sirkuit Mandalika