Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Saat WHO Umumkan Pandemi Covid-19 Berakhir

Kompas.com - 06/05/2025, 12:21 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua tahun lalu, pada 5 Mei 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakhiri status darurat kesehatan global Covid-19.

Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan, keputusan itu dikeluarkan berdasarkan rekomendasi Komite Darurat Covid-19.

"Dengan penuh harapan saya nyatakan Covid-19 sebagai darurat kesehatan global sudah berakhir," kata Tedros, dikutip dari situs resmi WHO.

Sebelumnya, WHO menetapkan Covid-19 sebagai darurat kesehatan global pada 30 Januari 2020. Kendati status itu telah dicabut, Tedros meminta semua pihak untuk tetap waspada.

"Virus ini masih membunuh dan terus berubah. Risiko munculnya varian baru yang menyebabkan lonjakan kasus dan kematian masih ada," tuturnya.

Menurut Tedros, pencabutan status darurat kesehatan global diambil setelah Komite Darurat yang dipimpin WHO mencermati perkembangan kasus Covid-19 secara hati-hati.

Tedros mengatakan, pandemi telah mengalami tren penurunan selama lebih dari 12 bulan dengan kekebalan yang meningkat karena vaksin yang efektif dikembangkan dalam waktu singkat untuk melawan penyakit dan infeksi.

Selain itu, angka kematian juga telah menurun dan tekanan pada sistem kesehatan yang sebelumnya kewalahan, telah mereda.

"Tren ini telah memungkinkan sebagian besar negara untuk kembali hidup seperti yang kita ketahui sebelum Covid-19," ujar Tedros.

Lebih lanjut, Tedros berpendapat bahwa dampak pandemi telah mengakibatkan menurunnya kepercayaan antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga, yang dipicu oleh derasnya misinformasi dan disinformasi.

Tedros juga mencatat kerusakan besar yang ditimbulkan pada semua aspek kehidupan global oleh virus tersebut, termasuk pergolakan ekonomi yang sangat besar.

"Pandemi menghapus triliunan dari PDB, mengganggu perjalanan dan perdagangan, menutup bisnis, dan menjerumuskan jutaan orang ke dalam kemiskinan," ujar dia.

Di sisi lain, ribuan orang di seluruh dunia terus berjuang untuk hidup mereka dalam perawatan intensif, dan jutaan lainnya akan hidup di masa mendatang dengan efek yang melemahkan dari kondisi pasca-Covid, atau yang disebut long Covid.

Tedros mengatakan bahwa pada satu titik, berakhirnya keadaan darurat adalah momen untuk merayakan, dan ia memberikan penghormatan kepada kerja keras luar biasa dan dedikasi tanpa pamrih dari para pekerja kesehatan dan perawatan di seluruh dunia.

Berikut pandemi Covid-19 dalam angka per 3 Mei 2023:

  • 765 juta kasus terkonfirmasi
  • 6,9 juta kematian dilaporkan
  • 13,3 miliar dosis vaksin telah diberikan
  • 5,1 miliar orang divaksinasi lengkap
  • 5,5 miliar orang divaksinasi satu dosis

Adapun negara dengan kasus Covid-19 tertinggi adalah sebagai berikut

  • AS: 103 juta kasus
  • China: 99 juta kasus
  • India: 45 juta kasus
  • Perancis: 39 juta kasus
  • Jerman: 38 juta kasus
  • Brasil: 37 juta kasus
  • Jepang: 34 juta kasus
  • Korea Selatan: 31 juta kasus
  • Italia: 26 juta kasus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
[KLARIFIKASI] Ikon Tiga Garis Bukan Tanda Ada Hacker di Grup WhatsApp
[KLARIFIKASI] Ikon Tiga Garis Bukan Tanda Ada Hacker di Grup WhatsApp
Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Indro Warkop Meninggal Dunia pada 5 Juni 2025
[HOAKS] Indro Warkop Meninggal Dunia pada 5 Juni 2025
Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Korban Pembegalan di Subang pada 3 Juni 2025
[HOAKS] Foto Korban Pembegalan di Subang pada 3 Juni 2025
Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Bendera Indonesia Berkibar di Laga Sepak Bola Internasional
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Bendera Indonesia Berkibar di Laga Sepak Bola Internasional
Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Dua Relawan Keliru Dikira Penculik Anak di Sragen
[KLARIFIKASI] Dua Relawan Keliru Dikira Penculik Anak di Sragen
Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICJ Nyatakan Pendudukan Israel di Gaza Langgar Hukum, Bukan Negara Ilegal
[KLARIFIKASI] ICJ Nyatakan Pendudukan Israel di Gaza Langgar Hukum, Bukan Negara Ilegal
Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Bantuan Dana Rp 150 Juta dari Kerajaan Brunei, Awas Penipuan
INFOGRAFIK: Hoaks Bantuan Dana Rp 150 Juta dari Kerajaan Brunei, Awas Penipuan
Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Ini Kecelakaan Pesawat di Philadelphia, Bukan Serangan Pakistan ke India
[KLARIFIKASI] Video Ini Kecelakaan Pesawat di Philadelphia, Bukan Serangan Pakistan ke India
Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Istri Presiden Perancis Transgender dan Diklaim sebagai Ayahnya
INFOGRAFIK: Hoaks Istri Presiden Perancis Transgender dan Diklaim sebagai Ayahnya
Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Tidak Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Delegasi Israel
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Tidak Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Delegasi Israel
Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Dedi Mulyadi Dirawat di Rumah Sakit Terjadi 2022, Bukan 2025
[KLARIFIKASI] Video Dedi Mulyadi Dirawat di Rumah Sakit Terjadi 2022, Bukan 2025
Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Poster dan Link Rekrutmen Relawan Baznas Idul Adha 2025
[HOAKS] Poster dan Link Rekrutmen Relawan Baznas Idul Adha 2025
Hoaks atau Fakta
Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat
Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat
Data dan Fakta
[HOAKS] Tautan Rekrutmen SKK Migas Periode 2025
[HOAKS] Tautan Rekrutmen SKK Migas Periode 2025
Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Rekaman Suara SBY Marah kepada Kapolri
[HOAKS] Rekaman Suara SBY Marah kepada Kapolri
Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau