Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AI Bisa Gantikan Manusia yang Tidak Siap Menghadapi Perubahan

Kompas.com - 06/06/2025, 13:54 WIB
Yovie Given Nata Widjaja,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Padahal, sikap seperti ini justru menghambat kemampuan untuk mempelajari hal-hal baru yang diperlukan di era digital.

“Karena menganggap bahwa yang sekarang ini, yang lama ini masih berharga, masih terpakai, kenapa harus belajar yang baru. Nah, ini seringkali yang menjadikan banyak perusahaan sulit untuk berubah karena tidak mampu untuk melakukan unlearning,“ kata dia.

Baca juga: AI dan Coding Jadi Mapel Pilihan, Peneliti UGM Ingatkan Soal Literasi Digital

Pembelajaran sepanjang hayat

Menurut Rektor UMN tersebut, dalam menghadapi perkembangan kecerdasan buatan (AI) tidak cukup hanya mengandalkan pengetahuan yang kini bisa diakses bebas oleh siapa saja.

“Kemampuan kita harus lebih dari mesin. Kalau sama saja, perusahaan akan lebih pilih AI yang bisa kerja 24 jam, enggak mogok, dan enggak minta naik gaji,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa kreativitas menjadi pembeda utama antara manusia dan mesin. Kreativitas memungkinkan manusia menciptakan hal-hal yang benar-benar baru, sementara AI hanya mampu bekerja berdasarkan data masa lalu.

“Artinya, perusahaan juga harus mulai berbicara bukan hanya soal pengetahuan, tetapi juga soal creative thinking. Manusia dikaruniai kemampuan untuk berpikir kreatif dan menciptakan hal-hal baru, sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Sementara AI hanya mengolah data yang sudah ada,” jelas Andrey.

“Di kampus, kreativitas menjadi hal utama, meski sulit diajarkan secara langsung. Kreativitas bisa diasah lewat berbagai aktivitas. Inovasi adalah bentuk nyata dari kreativitas, sesuatu yang baru, bermanfaat, bahkan memiliki nilai ekonomi,” tambahnya.

Di tengah perubahan yang terus bergerak cepat, terutama dengan kehadiran kecerdasan buatan, kemampuan untuk terus belajar menjadi syarat utama agar manusia tidak tertinggal.

Menurut Andrey, agar mampu terus bersaing, manusia harus berkomitmen pada pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning), termasuk belajar dan memahami AI untuk mendukung pekerjaan.

“Kalau ada hal baru, ya kita harus terus belajar. Terutama soal AI, mau tidak mau, kita harus paham agar bisa tetap relevan,” pungkas Andrey.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau