Kisah Mahasiswa Columbia Diskors karena AI, Malah Dapat Pendanaan Rp 242 Miliar

JAKARTA, KOMPAS.com - Chungin "Roy" Lee (21 tahun) diskors almamaternya, Columbia University pada Maret 2025 lantaran menciptakan alat AI bernama Cluely yang membantu pelamar kerja menyontek saat wawancara.

Berdasarkan pemberitaan Business Insider, alasan Columbia University menangguhkan Roy bukan karena alat AI tersebut, melainkan karena Roy membagikan rekaman sidang disiplin dan mengunggah foto yang menampilkan staf Columbia di media sosial.

Kantor tata tertib mahasiswa Columbia memberi tahu Roy lewat sebuah surat bahwa ia menghadapi skorsing selama setahun karena menerbitkan dokumen yang tidak sah dari sidang disiplin mengenai alat AI miliknya.

Baca juga: Elon Musk dan CEO Nvidia Sarankan Siswa Belajar Fisika-Matematika, Ketimbang AI dan Coding

Beberapa dokumen yang diunggah menyebutkan Lee telah menandatangani formulir persetujuan untuk tidak mengungkapkan catatan disiplinnya atau rekamannya atau mengunggah sidang tersebut secara daring.

Awalnya alat tak berwujud fisik itu bernama Interview Coder, yang dapat digunakan kandidat untuk menyontek pertanyaan teknis selama wawancara.

Akses ke alat tersebut dijual seharga 60 dolar AS (Rp 970.000) per bulan. Sebelum diskors ia merasa berada di jalur yang tepat untuk menghasilkan pendapatan sekitar 2 juta dolar AS per tahun.

Tiga bulan setelah diskors, Juni 2025, Roy mengklaim mendapat pendanaan Seri A senilai 15 juta dolar AS (Rp 242 miliar) yang dipimpin oleh Andreessen Horowitz. Kabar itu disampaikan melalui video di X pada 20 Juni.

Dilansir TechCrunch, dua investor yang tidak terlibat dalam kesepakatan tersebut mengatakan mereka yakin valuasi Cluely setelah transaksi mencapai sekitar 120 juta dolar.

Baca juga: Dilema Lulusan Ilmu Komputer: Gelar Tinggi, Pekerjaan Tak Pasti

Akan tetapi Andreessen Horowitz menolak berkomentar mengenai angka tersebut. Roy Lee juga enggan menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Pendanaan baru Cluely ini muncul sekitar dua bulan setelah ia mendapat investasi awal sebesar 5,3 juta dolar yang dipimpin oleh Abstract Ventures bersama Susa Ventures.