KOMPAS.com - Mahasiswa dan sejumlah universitas di Yogyakarta turut vokal menyuarakan aspirasi masyarakat terkait kinerja dan kebijakan pemerintah Indonesia sejak akhir Agustus 2025.
Sejumlah kampus di Kota Pelajar memberikan pernyataan sikap terkait kondisi Ibu Pertiwi yang sedang bergumul.
Dari perguruan tinggi negeri hingga swasta kompak menyerukan dukungan untuk menegakkan demokrasi.
Lima kampus di bawah ini memberi pernyataan sikap terkait apa yang sejak terjadi. Terlebih pada Minggu (31/8/2025) jatuh korban jiwa dari mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama.
Berikut rangkuman pernyataan sikap dari sejumlah universitas di Yogyakarta terkait kondisi di pemerintahan Indonesia saat ini.
Baca juga: 5 Daerah Putuskan Siswa Belajar Online Imbas Demo, Mulai 1 September
Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui sang Rektor, Prof. Ova Emilia menyatakan kampus mendukung sepenuhnya gerakan damai dan nonkekerasan yang dilakukan masyarakat untuk menyuarakan tuntutan perbaikan.
“UGM mendukung gerakan damai atas tuntutan masyarakat untuk mendorong pemerintah melakukan perbaikan menyeluruh, khususnya dalam penegakan hukum, pemulihan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat” jelas Ova, dikutip dari situs resmi UGM, Senin (1/9/2025).
UGM mengingatkan pemerintah dan DPR untuk mengevaluasi serta membatalkan berbagai kebijakan yang tidak adil, memperlebar kesenjangan sosial, mengancam demokrasi, bahkan menguntungkan kelompok elit politik maupun oligarki.
“UGM mengingatkan Pemerintah dan DPR agar membatalkan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada keadilan dan mengancam keberlangsungan demokrasi,” papar Ova.
Kepada mahasiswa UGM, Ova mengingatkan untuk terus berperan aktif mengawal kondisi bangsa dengan cara konstruktif.
“UGM mendorong mahasiswa untuk menunjukkan kepedulian terhadap kondisi bangsa dengan cara yang konstruktif dan penuh kehati-hatian dalam setiap tindakan,” imbuhnya.
Menurut Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, jatuhnya korban dalam perjuangan demokrasi adalah pukulan bagi kemanusiaan. Duka yang ditinggalkan juga akan terus membekas dalam ingatan kolektif bangsa.
UNU Yogyakarta menyatakan berduka dan mengutuk keras tindakan represif aparat dalam penanganan aksi massa.
"Kami menuntut proses hukum yang transparan, adil, dan tegas," ungkap UNU Yogyakarta di akun Instagram @unujogja.
"Kami mengecam segala bentuk arogansi pejabat publik. Kami mendukung dan berdiri bersama seluruh elemen masyarakat untuk memperjuangkan keadilan ekonomi serta demokrasi yang substansial," imbuh mereka dalam surat tertanda Rektor Widya Priyahita.